Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panti Sosial di Jakarta Kelebihan Kapasitas

Kompas.com - 30/08/2017, 11:36 WIB
Nursita Sari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta Masrokhan mengatakan, panti sosial Pemprov DKI yang menampung orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) sudah melebihi kapasitas.

Masrokhan menjelaskan, tiga panti sosial yang menampung ODMK dan ODGJ memiliki kapasitas 1.700 orang.

"Saat ini jumlah ODMK/ODGJ yang ditampung di tiga panti sosial milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Panti Bina Laras 1, Panti Bina Laras 2, Panti Bina Laras 3, mencapai 2.962 WBS (warga binaan sosial)," ujar Masrokhan di Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 3, Jakarta Barat, Rabu (30/8/2017).

Masrokhan mengungkapkan, ketiga panti sosial itu kelebihan kapasitas karena tidak seimbangnya warga binaan sosial yang masuk dan keluar. Sebab, penanganan ODMK dan ODGS membutuhkan waktu cukup lama.

(baca: Konsumsi Penghuni Panti Sosial Rp 18.000 Sehari Dinilai Tak Manusiawi)

Oleh karena itu, Dinas Sosial DKI Jakarta kini menerapkan terapi kolaboratif terintegrasi untuk menyiasati penanganan tingginya jumlah ODMK dan ODGS.

"Terapi kolaboratif terintegrasi dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan dan penanganan ODMK dan ODGJ telantar di Provinsi DKI Jakarta dengan terapi massal," kata Masrokhan.

Pemikiran ahli berbagai bidang keilmuan, mulai dari psikofarmakologi, psikiatri, perawat, psikologi klinis, psikologi komunitas, pekerja sosial, dan rumpun kelompok pendukung lainnya merumuskan model terapi yang dituangkan dalam silabus untuk terapi. Model terapi itu dinilai efektif berdasarkan hasil uji coba.

(baca: Warga Lansia Tak Mampu Bayar Rusun Akan Dipindahkan ke Panti Sosial)

Terapi kolaboratif terintegrasi akan dilakukan di Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 1, 2, dan 3. Langkah pertama yang dilakukan yakni memeriksa ODMK atau ODGJ menggunakan instrumen screening psikotik Dinas Sosial untuk menentukan stadium penderita ODMK atau ODGJ yang bersangkutan dan dikelompokkan ke dalam tiga klaster.

"Kategori berat dalam klaster 1, kategori sedang dalam klaster 2, dan kategori ringan pada klaster 3," kata Masrokhan.

Terapi yang dilakukan pada setiap klaster pun berbeda sesuai kriterianya masing-masing. Semua panduan terapi itu tercantum dalam buku yang diluncurkan hari ini oleh Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat.

Djarot secara simbolis menyerahkan buku tersebut kepada Kepala Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 1, 2, dan 3 di Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 3.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Saat Pedagang Kecil Jaga Maruah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran Meski Sudah Jadi Sang Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Maruah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran Meski Sudah Jadi Sang Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com