JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat meminta manajemen Qlue untuk memverifikasi laporan warga yang masuk ke aplikasi pengaduan tersebut. Dia tidak ingin warga asal menyampaikan banyak laporan untuk hal-hal sepele.
"Saya sampaikan bahwa tolong diverifikasi, laporan yang lewat Qlue jangan dilihat dari sisi jumlahnya, tetapi kualitas dan substansi laporannya," ujar Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (4/9/2017).
Djarot mengatakan, bisa saja laporan yang masuk ke Qlue bersifat subyektif terhadap lurah setempat.
Berbagai macam persoalan sepele dilaporkan melalui Qlue agar jumlah laporan menumpuk. Djarot menyebut, manajemen Qlue bisa melacak kemungkinan itu.
(Baca juga: Djarot: Yang Harusnya Bisa Dikerjakan Sendiri, Kok Dilaporkan ke Qlue?)
"Tapi kalau hal sepele, harusnya kan warga (sendiri). Makanya saya sampaikan bahwa prinsip kepedulian dan gotong royong itu penting juga, kami akan tetap bantu," kata Djarot.
Berdasarkan data aplikasi pengaduan warga, Qlue, sejumlah kantor kelurahan di DKI Jakarta tidak menindaklanjuti aduan yang disampaikan warga.
Jumlah aduannya mencapai angka ratusan. Ada pula kelurahan yang aduannya mencapai angka 200 tetapi tidak ditindaklanjuti petugas terkait.
(Baca juga: Penjelasan Qlue Tentang Sistem Pemeringkatan Kinerja Kelurahan)
Tidak semua aduan tersebut merupakan tanggung jawab Kelurahan Cengkareng Barat. Setiap hari, pihaknya menerima 40 sampai 60 aduan warga.
Hanya 15 hingga 20 aduan yang dapat dieksekusi per hari. "Obyek laporan banyak yang subyektif, ngasal, kabur, lokasi tidak akurat dan laporan berulang-ulang sehingga menumpuk di aplikasi Qlue," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.