Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Solidaritas untuk Rohingya dari Perkumpulan Vihara dan MUI Tangerang

Kompas.com - 07/09/2017, 12:43 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Sekelompok masyarakat yang tergabung dalam perkumpulan vihara dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tangerang menggelar aksi solidaritas untuk warga Rohingya pada Rabu (6/9/2017) malam.

Aksi yang sekaligus bertujuan untuk menyebarkan pesan perdamaian dan menolak kekerasan itu diadakan di halaman vihara tertua Tangerang, Boen Tek Bio.

"Kami mengungkapkan keprihatinan dan mengutuk kekerasan dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan militer dan masyarakat sipil terhadap suku Rohingya," kata Ketua Badan Pengurus Boen Tek Bio, Tan Lie, saat dihubungi pada Kamis (7/9/2017).

Bersamaan dengan aksi solidaritas itu, Tan Lie turut memberikan sumbangan dana kepada  MUI Kota Tangerang yang diterima perwakilan MUI, Hamidi Rusdi.

Baca: Dalam 4 Hari, Ridwan Kamil dan Warganet Kumpulkan Rp 1,6 Miliar untuk Rohingya

Tan Lie menjelaskan, pihaknya telah berkoordinasi dengan semua vihara serta kelenteng di Tangerang untuk membuka kotak sumbangan yang secara berkelanjutan akan disalurkan untuk warga Rohingya melalui MUI.

Pada saat bersamaan, Hamidi berpesan agar umat Muslim di Indonesia, khususnya di Kota Tangerang, agar tidak mudah terprovokasi dan tetap menjaga hubungan baik dengan sesama warga dari agama dan kelompok lain.

Dia justru mengimbau, ketimbang memicu persoalan, sebaiknya melakukan hal yang berguna seperti doa bersama hingga menyumbang dana.

"Tentunya kami mengutuk kekerasan di Myanmar itu, tapi sekali lagi jangan sampai terprovokasi dan termakan informasi hoaks. Tunjukkan bangsa Indonesia bangsa yang besar dan mengedepankan perdamaian," tutur Hamidi.

Melalui acara tersebut, baik pihak vihara maupun MUI yang mewakili umat Muslim, ingin memberi contoh bagaimana seharusnya masyarakat menyikapi masalah kemanusiaan yang menimpa warga Rohingya.

Mereka berharap, jika aksi serupa digelar di tempat lain, bisa dilakukan dengan baik dan tidak dalam bentuk memprovokasi maupun menyalahkan kelompok agama tertentu.

Baca: Ganjar: Aksi Bela Rohingya Jangan Sampai Bawa Isu Islam-Buddha

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Megapolitan
Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Megapolitan
Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Megapolitan
Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Megapolitan
Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Megapolitan
KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

Megapolitan
Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Megapolitan
Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan 'Live' Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan "Live" Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Megapolitan
Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Megapolitan
Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Megapolitan
Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Megapolitan
Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Megapolitan
Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Megapolitan
Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com