DEPOK, KOMPAS.com - Sejak akhir Juli 2017, sistem satu arah (SSA) mulai diuji coba di dua ruas jalan di Depok, yakni di Jalan Dewi Sartika dan Jalan Nusantara.
Penerapan SSA di kedua jalan ini kemudian dilanjutkan dengan penerapan sistem yang sama di Jalan Arif Rahman Hakim pada pertengahan Agustus.
Setelah sekitar sebulan berjalan, uji coba penerapan SSA di tiga ruas jalan ibarat buah simalakama.
Di satu sisi, sistem ini dinilai berhasil menekan tingkat kemacetan di Depok. Namun, di sisi lain, penerapannya menyebabkan penurunan omzet para pedagang yang berjualan di Jalan Dewi Sartika.
Kondisi inilah yang membuat para pedagang berunjuk rasa di depan Balai Kota Depok pada Kamis (7/9/2017).
(Baca juga: Kenapa Pedagang Menganggap Sistem Satu Arah di Depok Merugikan?)
Dalam aksinya, massa meminta Wali Kota Depok Idris Abdul Somad menghentikan penerapan SSA di Jalan Dewi Sartika.
Sebab, massa beralasan bahwa sejak SSA mulai diuji coba akhir Juli 2017, omzet usaha mereka menurun.
Salah seorang perwakilan pedagang, Toro, menilai bahwa menurunnya omzet disebabkan laju kendaraan yang melintas di Jalan Dewi Sartika jadi meningkat.
Kondisi inilah yang dianggap para pedagang membuat pengguna jalan enggan untuk singgah berbelanja.
"Karena dengan lajunya kendaraan yang enggak terkendali, boro-boro mau mampir," kata Toro saat ditemui usia aksi unjuk rasa, Kamis siang.
Selain meningkatnya laju kendaraan, Toro menganggap menurunnya omzet penjualan disebabkan tidak bisanya kendaraan dari arah timur (Jalan Siliwangi) dan arah selatan (Jalan Kartini) melintas di Jalan Dewi Sartika.
Seperti diketahui, SSA di Jalan Dewi Sartika diperuntukan bagi kendaraan dari arah barat (Sawanngan) ke timur.
Sementara itu, kendaraan dari arah timur yang hendak ke barat harus memutar di Jalan Margonda, Jalan Arif Rahman Hakim, dan Jalan Nusantara.
"Kalau pembeli yang dari arah timur pasti malas mau ke Dewi Sartika karena harus mutar. Mending mereka langsung ke Pasar Kemiri Muka," ujar Toro.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Depok Gandara Budiana menilai, apa yang terjadi terhadap pedagang di Jalan Dewi Sartika merupakan imbas dari penyesuaian pola pergerakan masyarakat terhadap hal baru yang mereka temui.