Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPRD Depok Undang Warga Terdampak Sistem Satu Arah

Kompas.com - 11/09/2017, 13:15 WIB

DEPOK, KOMPAS.com - Sejumlah perwakilan warga dan pedagang yang menolak dan merasa dirugikan kebijakan sistem satu arah (SSA) di beberapa ruas jalan di Kota Depok sejak 29 Juli lalu, direncanakan bertemu dengan pimpinan DPRD Depok Senin (11/9/2017) siang.

"Kami diundang Ketua DPRD Depok untuk menyampaikan aspirasi dan keluhan terkait SSA siang ini," kata Toro, Wakil Ketua RW 14 Kelurahan Depok Jaya, Pancoran Mas, Depok, selaku perwakilan warga yang menolak SSA.

Menurut Toro, undangan dari DPRD Depok itu menjadi angin segar bagi warga dan berharap Wali Kota Depok tetap membatalkan SSA.

"Harapan warga tetap seperti semula agar SSA tidak diterapkan permanen atau dibatalkan Wali Kota Depok," kata Toro.

Baca: Simalakama Sistem Satu Arah di Depok

Ketua DPRD Depok Hendrik Tangke Allo membenarkan telah mengundang perwakilan warga dan pedagang yang terdampak kebijakan SSA.

"Ya, kami mengundang mereka untuk sampaikan aspirasi siang ini. Kami mau mendengar langsung keluhan mereka," kata Hendrik saat dikonfirmasi Warta Kota, Senin (11/9/2017).

Seperti diketahui kebijakan SSA di Jalan Dewi Sartika, Jalan Nusantara dan Jalan Arief Rahman Hakim yang diterapkan sejak 29 Juli lalu mendapat penolakan warga di dua kelurahan di sekitar jalur SSA.

Penolakan juga datang dari pedagang di sekitar jalur SSA yang merasa akibat kebijakan itu omzet mereka menurun drastis.

Warga menilai SSA tidak bisa mengurai kemacetan dan malah membuat mereka kesulitan beraktifitas karena harus memutar dengan jarak cukup jauh. Bahkan SSA membuat jalan lingkungan di permukiman warga menjadi macet.

Akibatnya, sudah beberapa kali warga dan pedagang berunjuk rasa ke Balai Kota Depok untuk menolak SSA.

Berita ini sudah tayang di Warta Kota dengan judul: Siang Ini Warga Penolak SSA di Depok Diundang DPRD Sampaikan Aspirasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Warta Kota
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com