Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wawali Depok: Tidak Semua Kebijakan Bisa Memuaskan Semua Orang

Kompas.com - 12/09/2017, 17:09 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriyatna menyatakan, dalam mengambil sebuah kebijakan, pemerintah terkadang menemui pro dan kontra di masyarakat.

Menurut Pradi, sebuah kebijakan yang diambil memang terkadang tidak bisa memuaskan semua orang.

"Tidak semua kebijakan pemerintah bisa memuaskan semua orang. Akan ada pihak yang merasa keberatan dan ada juga yang mendukung," kata Pradi saat dihubungi, Selasa (12/9/2017).

Pernyataan itu disampaikan Pradi menanggapi penolakan sebagian warga terhadap penerapan sistem satu arah (SSA) di sejumlah ruas jalan di Depok.

Baca: DPRD Depok Minta Sistem Satu Arah Tak Dilanjutkan

Menurut Pradi, sampai saat ini SSA yang diterapkan di Depok masih tahap uji coba dan belum ada keputusan untuk menerapkannya secara permanen.

Pradi menyatakan, Pemkot Depok masih terus mengkaji SSA secara ilmiah dengan melibatkan berbagai pihak yang kompeten.

Hasil kajian itulah yang nantinya akan dijadikan patokan bagi lanjut atau tidaknya SSA di Depok.

"Kami tidak ingin merugikan siapapun dengan adanya kebijakan ini. Oleh karena itu kami akan melakukan kajian dengan melibatkan berbagai pihak. Sehingga semua masyarakat bisa menerima dan merasakan manfaatnya," kata Pradi.

Penerapan SSA di Depok dimulai sejak akhir Juli 2017 di dua ruas jalan yakni Jalan Dewi Sartika dan Jalan Nusantara.

Penerapan SSA di kedua ruas jalan ini kemudian dilanjutkan dengan penerapan sistem yang sama di Jalan Arif Rahman Hakim pada pertengahan Agustus.

Setelah sekitar sebulan berjalan, uji coba penerapan SSA di tiga ruas jalan ibarat buah simalakama.

Di satu sisi sistem ini dinilai berhasil menekan tingkat kemacetan di Depok. Namun, di sisi lain, penerapannya telah menyebabkan penurunan omzet para pedagang yang berjualan di Jalan Dewi Sartika.

Kondisi inilah yang membuat para pedagang berunjuk rasa di depan Balai Kota Depok pada Kamis (7/9/2017).

Baca: Simalakama Sistem Satu Arah di Depok

Dalam aksinya, massa meminta Wali Kota Depok Idris Abdul Somad menghentikan penerapan SSA di Jalan Dewi Sartika. Alasannya, sejak mulai diuji coba sejak akhir Juli 2017, omzet usaha mereka menurun.

Namun, dari kajian Dinas Perhubungan, SSA telah mengurangi tingkat kemacetan di Depok. Ada tiga paramater yang digunakan dalam evaluasi terhadap penerapan SSA di Depok, yakni kecepatan kendaraan, waktu tempuh, dan panjang antrean.

Dari tiga paramater tersebut, Dishub Depok menyatakan seluruhnya menunjukan adanya peningkatan terhadap kinerja jaringan jalan di kota tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com