JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang Ibu dari Bogor menulis curahan hatinya mengenai peristiwa yang merenggut nyawa anaknya, Hilarius Christian Event Raharjo (15), kepada Presiden Joko Widodo. Melalui akun Facebook Maria Agnes, dia menceritakan kronologi hingga putranya meninggal dunia.
Maria juga meminta agar keadilan bisa ditegakkan seadil-adilnya.
"Kepada Bapak Presiden RI Joko Widodo yang saya hormati," tulis Maria mengawali catatan yang diunggahnya pada 12 September 2017.
"Bapak, izinkan saya mengadu dan bicara apa adanya tentang kekerasan yang merenggut nyawa anak saya Hilarius Christian Event Raharjo kelas X di sekolah SMU BM," sambungnya.
(baca: Hendak Tawuran, Dipa Tertinggal dan Ditangkap Polisi)
Cerita itu dibenarkan oleh Maria saat Kompas.com berkunjung ke kediamannya di Jalan Cipaku, Bogor, Kamis (14/9/2017). Menurut Maria, sejumlah pelaku tidak dihukum.
Maria menceritakan lebih dari 50 orang yang menonton anaknya, Hilarius, disiksa hingga tewas. Menurut dia, penyiksaan tersebut bahkan direkam dalam video oleh siswa-siswa dari salah satu SMU di Bogor.
"Hilarius diadu seperti binatang di arena sorak-sorai anak MY dan BM. Meninggal sebentar karena dalam kondisi jatuh ditarik kakinya, diinjak ulu hatinya, jantungnya diinjak, mata memutih," tulis Maria.
Putranya sempat ingin mundur dan tidak mau berkelahi namun pinggangnya ditendang oleh Ketua OSIS di tempatnya bersekolah.
Hilarius, kata dia, berusaha bangkit dan mengalami kejang-kejang tapi terus dipukul kepalanya hingga meninggal.
"Hila meninggal di TKP. Di lapangan SMU Negeri 7 Indrapasta Bogor. (Pukulan di kepala) atas suruhan promotor dari MY, DO-an untuk pukul Hila yang belum KO, katanya," ujar Maria.
(baca: Polisi Ancam Tembak di Tempat Warga Johar Baru yang Terlibat Tawuran)
Maria menyayangkan mereka yang dihukum hanya yang saat itu sedang berkelahi.
"Sementara promotor acara BOM BOM AN dari DO-an BM ini masih bebas berkeliaran," ucapnya.
Dia mengaku hatinya tersiksa oleh syarat otopsi yang harus dilakukan terhadap jenazah putranya.