Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Calon Pengantin Sadar Ditipu WO Dua Hari Jelang Pernikahan

Kompas.com - 18/09/2017, 15:43 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Sepasang calon pengantin di Depok, Jawa Barat, ditipu sebuah wedding organizer (WO) yang mengurus pernikahan mereka. Pasangan calon pengatin itu baru menyadari telah menjadi korban penipuan dua hari jelang pernikahan.

IH dan EP merupakan sepasang calon pengantin yang hendak melangsungkan pernikahan pada Minggu (17/9/2017) kemarin. Tiga hari jelang pernikahan, tepatnya Kamis lalu, IH selaku calon mempelai pria menghubungi WO yang mengurus pernikahan mereka. Namun, pemilik WO itu tak bisa dihubungi.

"Saya samperin di rumahnya juga enggak ada," kata IH di Mapolresta Depok, Senin (18/9/2017).

IH terus mencoba untuk menghubungi pihak WO sampai Jumat. Namun, tak kunjung ada hasil. Pada saat bersamaan, ada beberapa calon pengantin lain yang juga mengeluhkan hal yang sama.

Saat itulah, IH menyadari bahwa dirinya sudah menjadi korban penipuan. Ia langsung melaporkan kejadian yang dialaminya itu ke Polresta Depok.

"Padahal saya sudah bayar lunas Rp 77 juta," kata IH.

WO yang mengurus pernikahan IH dan EP bernama Khalisha, yang dimiliki Galih Darma Dewangga. Galih lalu diciduk anggota Satreskrim Polresta Depok di rumahnya pada Sabtu lalu.

"Ada laporan (tersangka) pelaku yang menghilang ini sempat berada di rumahnya. Agar tak kabur lagi, yang bersangkutan langsung kami tangkap," kata Kasat Reskrim Polresta Depok Komisaris Putu Kholis.

Menurut Putu, ada sepuluh calon pengantin yang sudah ditipu Galih, termasuk IH dan EP. Polisi masih mengembangkan kasus tersebut untuk menyidiki kemungkinan adanya pihak lain yang terlibat.

"Sampai sejauh ini pelaku ini hanya bekerja sendiri," ujar Putu.

Galih kini mendekam di sel tahanan Polresta Depok. Ia terancam dijerat dengan Pasal 378 KUHP untuk kasus penipuan dan penggelapan dengan hukuman penjara lima tahun.

Walau tertipu, IH dan EP tetap melangsungkan pernikahan mereka pada 17 September sesuai yang direncanakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com