Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taufik: Mungkin karena Pak Djarot Mau Mundur, Cara Berpikirnya Juga Mundur

Kompas.com - 20/09/2017, 17:47 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik mengkritik usulan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat soal pemilihan Gubernur Jakarta oleh DPRD DKI atas usulan Presiden. Menurut dia, hal tersebut merupakan bentuk kemunduran demokrasi.

"Itu contoh kemunduran demokrasi menurut saya, kenapa enggak ada pemilihan langsung? Saya tahu, dari dulu pikiran itu sudah ada dari zaman Ahok yang mau dipilih Presiden," ujar Taufik, ketika dihubungi, Rabu (20/9/2017).

Djarot mengusulkan hal tersebut untuk mencegah terjadinya kegaduhan di Jakarta selama proses pemilihan kepala daerah.

Terkait hal itu, Taufik berpendapat tidak pernah ada kegaduhan akibat pilkada. Setegang apapun proses pilkada, kata Taufik, tidak pernah menimbulkan kerusuhan. Taufik menilai alasan Djarot tidak mendasar.

(baca: Revisi UU Kekhususan DKI, Djarot Sarankan Gubernur Dipilih DPRD dengan Usulan Presiden)

Taufik mengatakan, sebenarnya dia setuju dengan revisi UU 29 Tahun 2007 tentang Pemerintah Provinsi DKI Sebagai Ibu Kota NKRI. Namun, hal yang direvisi lebih kepada posisi DKI Jakarta sebagai Ibu Kota, bukan terkait mekanisme pemilihan kepala daerah di Jakarta.

"Kok jadi malah mundur berpikirnya? Mungkin karena Pak Djarot mau mundur kali ya makanya berpikirnya mundur juga," sindir Taufik.

Taufik yakin usulan Djarot tidak akan disetujui ketika rancangan undang-undangnya sampai di DPR RI. Dia pun meminta Djarot tidak membuat kebijakan yang memicu perdebatan di akhir masa jabatan.

"Sudahlah, lebih baik khusnul khatimah, mundur dengan baik gitu lho," ujar Taufik.

(baca: Djarot: Gubernur DKI Jakarta Harus Selevel Menteri)

Kompas TV Meski demikian, Djarot mempertanyakan waktu aksi demonstran yang tidak sesuai dengan aturan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com