DEPOK, KOMPAS.com - Pihak SMK Muhammadiyah 8 Depok menyatakan, salah satu alasan diadakannya acara nonton bareng film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI (1984) adalah untuk mewaspadai bangkitnya Partai Komunis Indonesia (PKI).
Guru sejarah di sekolah tersebut, Sutarsa menyatakan, kekhawatiran akan bangkitnya partai yang eksis pada era Orde Lama itu mengacu pada ucapan pendiri Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.
"Menurut Kiai Rizieq ada 20 tanda-tanda indikasi kebangkitan PKI. Salah satunya yang pernah saya dengar, upaya mencabut Tap MPR yang menyatakan PKI partai terlarang," kata Sutarsa saat ditemui di SMK Muhammadiyah 8 Depok, Rabu (20/9/2017) malam.
Sutarsa ditemui menjelang pemutaran film propaganda yang dibuat pemerintahan Presiden Soeharto itu di sekolahnya.
(Baca: Ketika Generasi Z Tonton Film G30S/PKI...)
Menurut Sutarsa, Gerakan 30 September 1965 merupakan bagian dari sejarah kelam dalam perjalanan bangsa Indonesia yang sudah seharusnya diketahui oleh generasi muda saat ini.
Hal itulah yang disebutnya perlu disampaikan ke anak-anak generasi saat ini, salah satunya dengan cara memutar kembali fim yang dibesut sutradara kawakan Arifin C Noer.
"Generasi ini harus diberikan pemahaman ini. Kalau mereka enggak tahu, nanti apa yang terjadi. Kata Presiden Soekarno, 'Jangan sekali-kali melupakan sejarah'," ujar Sutarsa.
Bertempat di masjid sekolah, acara nobar film G30S/PKI ternyata juga diikuti siswa-siswi dari SMP Muhammadiyah 8, sekolah yang masih satu kompleks dengan SMK Muhammadiyah 1.
(Baca juga: KPAI Anggap Film Pengkhianatan G30S/PKI Tidak Layak Ditonton Anak-anak)
Acara nobar film itu merupakan bagian dari rangkaian acara perayaan Tahun Baru Hijriyah yang digelar di sekolah tersebut.
Sebelum nobar, acara diisi dengan pembacaan puisi serta pembagian hadiah dari berbagai lomba yang diadakan pihak sekolah sejak siang harinya. Pemutaran film G30S/PKI terpantau baru dimulai sekitar pukul 21.30 WIB.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.