JAKARTA, KOMPAS.com - Agustinus, pembunuh Murtiyaningsih alias Nana, di sebuah kamar kos di Tanjung Duren, Jakarta Barat, mengatakan kepada polisi bahwa dia bukan kekasih korban.
Agus mengaku mengenal Nana dari aplikasi pesan singkat dan baru sekali bertemu.
"Jadi ada aplikasi pesan singkat dan korban yang memang berprofesi sebagai penjaja tubuh (PSK) yang mempertemukan mereka. Kebetulan saat itu status korban OB (open booking), yang artinya sedang dapat memenuhi permintaan jasa itu," ujar Wakapolres Metro Jakarta Barat, AKBP Adex Yudiswan, Jumat (22/9/2017).
(baca: Pembunuh Wanita di Tanjung Duren Diduga Sempat Tak Tahu Korban Sudah Meninggal)
Saat itu, kata Adex, Agus yang bekerja sebagai pengemudi ojek online dan Nana bertemu pada Rabu (20/9/2017) malam, di kamar kos Nana.
"Nah saat itu menurut pelaku belum ada kesepakatan harga namun sudah langsung menggunakan jasa korban," kata dia.
Adex melanjutkan, pada saat itu pelaku hanya membawa uang Rp 150.000, padahal harga yang seharusnya dibayar adalah Rp 500.000.
"Kurang Rp 350.000 uangnya. Menurut pelaku, korban mengancam akan memanggil preman jika dia tidak segera melunasi pembayaran. Itulah yang menyebabkan pelaku mengaku terdesak dan membunuh korban dengan cara memukul dengan asbak dan mencekik korban," ujar Adex.
Adex menjelaskan, pembunuhan terhadap Nana baru diketahui pada Kamis (21/9/2017) sore ketika Agus kembali ke kamar kos untuk memastikan kondisi Nana.
Sebelumnya, Kanit Reskrim Polsek Tanjung Duren, Rensa Aktadivia mengatakan, Nana dibunuh oleh kekasihnya sendiri.
"Iya dibunuh pacar korban," ujar Rensa, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (22/9/2017).
Agus terancam dijerat Pasal 365 tentang Pencurian dengan Pemberatan dan Pasal 338 tentang Pembunuhan.
"Kami kenakan pasal berlapis karena pelaku juga sempat mengambil beberapa barang korban berupa beberapa lembar (uang) dollar dan dua ponsel milik korban," sebut Adex.