JAKARTA, KOMPAS.com - Penyelenggaraan hari bebas kendaraan bermotor (HBKB) atau car free day di sepanjang Jalan MH Thamrin hingga Jalan Jenderal Sudirman selama 15 tahun dinilai belum berhasil mengubah gaya hidup masyarakat.
Tim Kerja Car Free Day, Alfred Sitorus mengakui pesan car free day sesungguhnya belum diterapkan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
"(Car free day) jangan hanya pesan jajan saja, untuk menggaet pacar, atau yang lain-lain, tapi bagaimana pesan car free day ini bisa sampai kita bawa ke rumah," ujar Alfred di area car free day, Minggu (24/9/2017).
Alfred menjelaskan, pesan car free day yang seharusnya diaplikasikan antara lain mengubah gaya hidup masyarakat untuk tidak selalu menggunakan kendaraan pribadi. Masyarakat seharusnya lebih banyak berjalan kaki, bersepeda, atau menggunakan transportasi publik.
(Baca: 15 Tahun Car Free Day, Dishub DKI Evaluasi Banyaknya PKL dan Parkir Liar )
"Beli sabun 300 meter saja pakai motor. Itu kan enggak perlu," kata dia.
Selain itu, car free day juga belum dapat menurunkan tingkat polusi udara di Jakarta. Polusi udara di sepanjang Sudirman-Thamrin memang berkurang selama car free day. Namun, polusi udara di daerah lainnya justru meningkat pada waktu yang sama.
"Kita bahwa jalan-jalan di pinggirannya Sudirman-Thamrin kan tetap pencemaran udaranya tinggi. Berarti tujuan utamanya car free day ini masih belum diterima oleh masyarakat, berarti kita hanya mengalihkan (penggunaan kendaraan pribadi) saja," ucap Alfred.