JAKARTA, KOMPAS.com - Terungkapnya layanan nikah siri dalam situs nikahsirri.com menggegerkan masyarakat. Pemberitaan mengenai pengungkapan situs yang diduga melanggar undang-undang tentang pornografi dan perdagangan manusia itu pun menjadi berita terpopuler dari Jakarta dan sekitarnya atau Megapolitan.
Rani, istri Aris Wahyudi, pemilik sekaligus pendiri situs www. nikahsirri.com, berharap suaminya dimaafkan dan tidak ditahan. Menurut Rani, Aris terlihat aneh usai kalah dalam pilkada Kabupaten Banyumas pada 2008.
Rani mengatakan, ia sama sekali tidak mengetahui soal situs www.nikahsirri.com yang dibuat suaminya. Adapun Aris mengaku pada polisi mendirikan situs tersebut untuk mendapat keuntungan ekonomi.
(baca: Istri Pendiri Situs Nikahsirri: Suami Saya Gila Sejak Kalah Pilkada)
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta menyatakan Joker sudah tiga kali melakukan hal serupa. Meski mengaku menyesal dan sudah meminta maaf, Joker tetap akan diproses hukum dan dikeluarkan dari rusun tersebut jika mengulangi perbuatannya.
(baca: Joker Sudah Tiga Kali Bubarkan Kebaktian di Rusun Pulogebang)
Berita selanjutnya yang menarik perhatian pembaca adalah modus warga negara Indonesia yang menghindari membayar pajak barang yang mereka beli saat datang dari luar negeri.
"Contohnya, mereka bilang tas yang dipakai Hermes yang bisa sampai Rp 400 juta dan kalau dibeli di Indonesia kena Ppn, mereka ngakali. Mereka beli baru di sana, tapi mereka pakai, sampai di sini digabungkan dengan semua bungkusnya lalu dijual lagi," kata Kepala Kantor Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta, Erwin Situmorang, saat dihubungi Kompas.com, Senin (25/9/2017).
Menurut Erwin, modus seperti itu banyak dilakukan oleh pengusaha online shop asal Indonesia.
(baca: Ini Modus Pengusaha Online Shop Hindari Pajak yang Tercium Bea Cukai)
Djarot mengatakan, hal tersebut berkat kerja sama Pemprov DKI, yakni Badan Pajak dan Retribusi Daerah (BPRD) DKI Jakarta, dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Saya terima kasih sama KPK karena wajib pajak yang bandel dan kemudian kami undang dan dalam tempo dua jam kami langsung mendapatkan dana Rp 40 miliar," ujar Djarot, di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta Selatan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.