Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibunda Debora: Biar Tuhan yang Ambil Alih

Kompas.com - 26/09/2017, 07:34 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis


TANGERANG, KOMPAS.com -
Henny Silalahi masih merasakan kesedihan jika ingat bayinya, Tiara Debora, sudah meninggal beberapa pekan lalu. Kesedihan Henny makin dalam ketika mengetahui hasil audit medik dari Ikatan Dokter Indonesia terhadap Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres yang disampaikan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Senin (25/9/2017).

Dalam salah satu poin hasil audit medik tersebut, tertera keterangan kemungkinan Debora meninggal 79,6 persen saat tiba di RS Mitra Keluarga Kalideres.

"Dari awal saya enggak dikasih tahu kalau anak saya akan meninggal, sekarang malah berita ini yang keluar. Makin hancur hati saya," kata Henny, kepada Kompas.com, Senin malam.

Adapun saat Debora dibawa ke RS Mitra Keluarga Kalideres pada Minggu (3/9/2017) dini hari, kata Henny, bayinya masih mendapatkan penanganan pertama di ruang gawat darurat.

(baca: Akhir Investigasi Kasus Bayi Debora dan Sanksi untuk RS Mitra Keluarga Kalideres)

Bahkan, pihak RS Mitra Keluarga Kalideres menawarkan agar Debora ditangani lebih lanjut di pediatric intensive care unit (PICU) dengan harapan akan pulih.

Ketika itu, Henny bersama suaminya, Rudianto Simanjorang, diminta membayar uang muka belasan juta rupiah supaya Debora dapat dirawat di ruang PICU. Namun, Henny dan Rudianto belum memiliki uang sebanyak itu, dan meminta bayinya tetap dirawat di PICU selama Rudianto berusaha mencari pinjaman pada kerabat.

Belakangan, karena Debora harus ditangani dengan cepat, pihak RS menawarkan agar Debora dirujuk ke rumah sakit lain yang melayani pasien BPJS Kesehatan. Setelah didapati rumah sakit yang melayani BPJS, belum sempat dibawa ke sana, bayi Debora sudah meninggal dunia.

"Biarlah, biar Tuhan yang bekerja. Saya manusia kecil, enggak bisa apa-apa. Saya kecewanya numpuk, tapi enggak bisa berbuat apa-apa. Biar Tuhan yang ambil alih," ungkap Henny.

(baca: Kasus Bayi Debora dan Janji RS Mitra Keluarga Kalideres soal Pencabutan Izin)

Dinas Kesehatan DKI Jakarta menjatuhkan sanksi terhadap RS Mitra Keluarga Kalideres setelah bayi Debora meninggal dunia. Menurut Kepala Dinkes DKI Jakarta Koesmedi Priharto, RS Mitra Keluarga Kalideres harus merombak manajemen rumah sakit hingga ke tingkat pimpinan.

Kemudian, RS Mitra Keluarga Kalideres juga harus lulus akreditasi rumah sakit paling lambat enam bulan setelah surat keputusan keluar.

Koesmedi mengatakan setiap rumah sakit harus melakukan akreditasi setiap dua tahun. Sejak Juni 2017 lalu, RS Mitra Keluarga Kalideres sudah harus melakukan akreditasi ulang.

Saat ini RS Mitra Keluarga Kalideres sedang dalam proses akreditasi sekaligus bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.

Kompas TV Kemenkes menyatakan Rumah Sakit Mitra Keluarga Jakarta Barat, telah lalai dalam penanganan bayi Debora.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Megapolitan
Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com