Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Palyja Tak Maksimal, PDAM Tangerang Akan Jual Air Curah ke Pihak Lain

Kompas.com - 26/09/2017, 18:50 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kerta Raharja Tangerang memberi batas waktu hingga Desember 2017 kepada Palyja terkait kontrak kerja sama terkait pembelian air curah.

Menurut PDAM Tangerang, Palyja tidak memanfaatkan air curah yang mereka beli sesuai kontrak dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Serpong sebanyak 200 liter per detik.

Dalam kontrak kerja sama tersebut, Palyja membeli air curah dari PDAM Tangerang untuk melayani pelanggan warga DKI Jakarta wilayah barat.

"Kami akan minta kejelasan dan tunggu sampai akhir tahun ini. Kalau tidak ada kejelasan, kami akan jual ke pihak lain, karena sayang air itu tidak digunakan sementara IPAL kami memproduksi air bersih terus tiap hari," kata Direktur Teknik PDAM Tirta Kerta Raharja Tangerang Ida Farida pada Selasa (26/9/2017).

Baca: PDAM Tangerang Sebut Palyja Tak Maksimalkan Pasokan Air untuk Jakarta

Menurut Ida, berdasarkan kontrak kerja sama Palyja mengalirkan air untuk pelanggannya dari IPAL Serpong sebanyak 2.800 liter per detik.

Sementara, yang dimanfaatkan pihak Palyja untuk melayani pelanggannya adalah 2.600 liter per detik.

Selain dari IPAL Serpong, Palyja juga menerima air curah dari IPAL Cikokol sebesar 75 liter per detik.

Ida menambahkan, pembangunan IPAL Serpong memang disiapkan khusus untuk menyuplai kebutuhan air bersih ke wilayah Jakarta, karena Jakarta tidak memiliki sumber air baku.

"Kami sudah sering komunikasi dengan Palyja melalui PAM Jaya, tapi sampai sekarang kami tidak tahu kenapa yang 200 liter per detik itu tidak dimanfaatkan," tutur Ida.

Baca: Jalan Sudirman Baru Diaspal, PDAM Tangerang Sulit Perbaiki Pipa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com