Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah 35 Tahun Lalu, Ketika Bentara Budaya Nyaris Jadi Toko Roti...

Kompas.com - 27/09/2017, 08:21 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Siapa yang menduga, sebuah bangunan lama toko buku Gramedia di Jalan Sudirman, Yogyakarta, menjadi awal mula Bentara Budaya. Wartawan senior Harian Kompas Sindhunata menceritakan bagaimana toko buku tersebut nyaris menjadi toko roti sebelum Bentara Budaya berdiri.

Hal itu dia ceritakan pada peringatan 35 tahun Bentara Budaya, di Bentara Budaya Jakarta, Selasa (26/9/2017) malam.

"Pada waktu itu Gramedia Yogya mau pindah dari tokonya yang kecil ke yang lebih besar. Waktu itu saya masih wartawan muda mendengar selentingan bekas toko ini mau disewa menjadi agen penerbangan, toko roti, atau toko batik," ujar Romo Sindhu, di Bentara Budaya Jakarta.

Suatu ketika, pendiri Kompas Group Jakob Oetama mendatangi toko Gramedia yang akan pindah itu. Sindhu menyampaikan kepada Jakob apa-lah arti menyewakan tempat itu untuk toko roti, toko batik, atau agen penerbangan untuk Kompas.

(baca: Saat Gerhana Matahari Hadir Lebih Awal di Bentara Budaya Jakarta)

Saat itu, kata Sindhu, Jakob balik bertanya kepadanya: "'Lalu menurut kamu untuk apa?' Jawab saya 'misalnya untuk ruang pameran seni. Di Yogya ini banyak seni pinggiran dan seniman tradisional yang tidak punya ruang menunjukkan karya dan kegiatannya'" kata Sindhu mengenang percakapannya dengan Jakob saat itu.

Setelah itu, Jakob Oetama langsung meminta Sindhu memikirkan konsep awalnya. Sindhu mengunpulkan teman-teman wartawan dan seniman hingga lahir-lah Bentara Budaya.

"Kalau dulu Pak Jakob masih pikir-pikir, mungkin tidak ada cerita Bentara Budaya ini," kata dia.

Kini, sudah 35 tahun Bentara Budaya berdiri. Tidak hanya di Yogyakarta, Bentara Budaya juga ada di Jakarta, Solo, dan Bali.

Meski sudah sering lupa, kata Sindhu, Jakob selalu ingat tentang Bentara Budaya.

"Ketika saya katakan 'Pak 35 tahun adalah waktu panjang bahwa Kompas membaktikan diri lewat budaya dan seni'. Dia bilang 'Ya ya benar'. Tampaknya budaya ini ada pada bagian bawah sadar Pak Jakob. Sehingga ketika seluruh daya ingatnya luntur, bawah sadarnya berbunyi dengan sendirinya," kata Sindhu.

Pada peringatan 35 tahun Bentara Budaya, Sindhu terhanyut dalam suasana haru mengingat setiap peristiwa. Dalam kondisi yang belum begitu besar, Kompas sudah memberikan ruang untuk pelestarian kebudayaan.

"Sudah ada greget, tekad untuk memberi dan kiranya ini-lah yang membuat Kompas lestari," ujar Sindhu.

Pada ulang tahun ke-35, Bentara Budaya memberikan penghargaan kepada 7 pengabdi seni budaya. Ulang tahun juga dirayakan dengan menggelar pameran lukisan kaca mulai 26 September hingga 3 Oktober di Bentara Budaya Jakarta dan 26 September hingga 6 Oktober di Bentara Budaya Bali.

Kompas TV Lembaga Kebudayaan KG Bentara Budaya Capai Usia 35 Tahun
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com