Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot dan Kebanggaan Jadi Bagian dari Jokowi-Ahok

Kompas.com - 06/10/2017, 08:18 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat akan mengakhiri masa jabatannya kurang dari 10 hari lagi. Dalam beberapa kesempatan, ia tak pernah absen menyebut nama dua gubernur pendahulunya, yaitu Joko Widodo yang kini menjadi Presiden RI dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Saat meresmikan revitalisasi tahap pertama Kawasan Kota Tua di Tamansari, Jakarta Barat, Kamis (5/10/2017) malam, Djarot menyampaikan kebanggaannya bisa menjadi bagian dalam sejarah lima tahun terakhir kepemimpinan di Ibu Kota yang dimulai Jokowi dan Ahok itu.

"Waktu kami kurang 10 hari dan saya bangga bisa menjadi bagian dari sejarah besar ini yang mungkin hanya kami alami," ujar Djarot di Kawasan Kota Tua.

Djarot menyinggung Jakarta yang dipimpin tiga gubernur dan dua wakil gubernur dalam satu periode pemerintahan. Djarot lalu menceritakan dinamika pemerintahan yang dialami Jokowi, Ahok, dan dirinya.

Baca juga: Djarot: Waktu Saya Tinggal 10 Hari, Deg-degan, Jangan Ada yang Korupsi

Dua tahun menjabat gubernur, Jokowi kemudian memenangkan kontestasi pemilihan presiden 2014 dan menjadi orang nomor satu di Indonesia hingga saat ini. Kepemimpinan Jokowi di Jakarta digantikan Ahok hingga ia harus masuk bui pada Mei 2017 dan digantikan Djarot.

"Sejarah juga bahwa dari tiga ini, Pak Jokowi menjadi Presiden Republik Indonesia. Pak Ahok yang berjuang betul karena persoalan-persoalan politisasi terjadi kriminalisasi, sekarang beliau lagi merenung di Mako Brimob tetapi beliau ikhlas," kata Djarot.

Djarot tidak ingin sejarah lima tahun kepemimpinan di Jakarta itu terjadi di daerah lainnya di Indonesia. Dia berharap tak ada lagi kriminalisasi terhadap kepala daerah dan pejabat-pejabat.

"Saya minta kami alami di Indonesia hanya sekali ini aja di Jakarta. Jangan di tempat lain," ucapnya.

Kota Tua

Dalam revitalisasi tahap pertama Kawasan Kota Tua, Djarot meresmikan Jembatan Budaya yang menjadi bagian Revitalisasi Kali Besar, Gedung Kerta Niaga, Museum Sejarah Jakarta, dan Lokasi Binaan PKL Taman Kota Intan di Jalan Cengkeh.

Djarot bercerita, peresmian tadi malam merupakan bagian yang tak terlepaskan dari gagasan awal pemerintahan Jokowi-Ahok.

Lihat juga: Kota Tua Diresmikan, Warga Gratis Nikmati Seluruh Makanan di Lokbin Jalan Cengkeh

"Proses hari ini tidak bisa dilepaskan sejak awal yang digagas sejak zamannya Pak Jokowi 2012-2013 yang memberikan perhatian khusus kepada Kawasan Kota Tua, kemudian dikonkretkan oleh Pak Ahok sampai 2017 dan saya yang menutup saat ini," tuturnya.

Djarot berharap revitalisasi Kawasan Kota Tua dilanjutkan meskipun dia sudah tak lagi memimpin Ibu Kota. Dia telah menitipkan tahap dua dan tahap tiga revitalisasi Kawasan Kota Tua kepada Konsorsium Kota Tua. Dengan begitu, gedung-gedung tua di sana kembali terawat dan Kota Tua layak menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Jakarta.

Masa jabatan Djarot akan berakhir pada 15 Oktober 2017. Jabatannya akan digantikan oleh Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno yang akan dilantik pada 16 Oktober 2017.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Rute Transjakarta yang Terintegrasi dengan MRT

Daftar Rute Transjakarta yang Terintegrasi dengan MRT

Megapolitan
Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Megapolitan
Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Megapolitan
Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Megapolitan
Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Megapolitan
Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Megapolitan
Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Megapolitan
Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Megapolitan
KPU Gelar Sayembara Maskot dan 'Jingle' Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

KPU Gelar Sayembara Maskot dan "Jingle" Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

Megapolitan
Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Megapolitan
Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Megapolitan
Diduga Alami 'Microsleep', Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Diduga Alami "Microsleep", Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Megapolitan
Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Megapolitan
Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Megapolitan
H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com