Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Tuntutan Buruh yang Demo di Hari Kerja Layak Internasional

Kompas.com - 07/10/2017, 14:53 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Massa buruh berunjuk rasa di depan Istana Negara pada Sabtu (7/10/2017) siang. Aksi unjuj rasa tersebut untuk memperingati hari kerja layak internasional.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal mengatakan, ada beberapa tuntutan dari massa buruh yang berunjuk rasa hari ini. Salah satunya menuntut upah kerja yang layak bagi kaum buruh di Indonesia.

"Buruh di Indonesia menuntut kenaikan upah tahun 2017 sebesar 50 dollar atau setara Rp 650.000. Kenaikan ini agar upah buruh menjadi layak, sehingga daya beli buruh makin meningkat," ujar Said Iqbal dalam keterangan tertulisnya, Sabtu.

Buruh melakukan aksi unjuk rasa di depan Istana Negara, Jakarta Pusat, Sabtu (7/10/2017). Aksi unjuk rasa tersebut untuk memperingati hari kerja layak internasional dan menuntut kenaikan upah kerja yang layak bagi kaum buruh di Indonesia.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Buruh melakukan aksi unjuk rasa di depan Istana Negara, Jakarta Pusat, Sabtu (7/10/2017). Aksi unjuk rasa tersebut untuk memperingati hari kerja layak internasional dan menuntut kenaikan upah kerja yang layak bagi kaum buruh di Indonesia.

Selain itu, lanjut Said, para buruh juga menuntut dihapuskannya PP 78/2015.

"Padahal janjinya PP 78/2015 untuk mencegah tidak ada PHK. Buktinya, gelombang PHK terus terjadi," kata Said.

Baca: Massa Buruh Mulai Memadati Jalan Medan Merdeka Selatan

Dalam kesempatan ini Said juga mengkritik masalah buruknya jaminan kesehatan pada buruh.

Buruh melakukan aksi unjuk rasa di depan Istana Negara, Jakarta Pusat, Sabtu (7/10/2017). Aksi unjuk rasa tersebut untuk memperingati hari kerja layak internasional dan menuntut kenaikan upah kerja yang layak bagi kaum buruh di Indonesia.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Buruh melakukan aksi unjuk rasa di depan Istana Negara, Jakarta Pusat, Sabtu (7/10/2017). Aksi unjuk rasa tersebut untuk memperingati hari kerja layak internasional dan menuntut kenaikan upah kerja yang layak bagi kaum buruh di Indonesia.

KSPI menuntut agar pemerintah mewajibkan seluruh klinik atau rumah sakit menjadi provider BPJS kesehatan, tingkatkan anggaran biaya jaminan kesehatan melalui APBN.

Selain itu, memastikan 80 juta penduduk Indonesia yang belum mempunyai program jaminan kesehatan menjadi peserta BPJS kesehatan yang ditanggung oleh negara bilamana mereka tidak mampu membayar.

Kemudian menuntut dihapuskannya sistem INA CBGs yang menyebabkan antrean pelayanan, serta biaya murah sehingga menurunkan kualitas pelayanan klinik dan rumah sakit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Megapolitan
Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Megapolitan
Polisi Temukan 'Tisu Magic' dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Polisi Temukan "Tisu Magic" dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Video Pencurian Mesin 'Cup Sealer' di Depok Viral di Media Sosial

Video Pencurian Mesin "Cup Sealer" di Depok Viral di Media Sosial

Megapolitan
Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Megapolitan
Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Megapolitan
SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa 'Stasioner' untuk Tanggulangi Banjir

SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa "Stasioner" untuk Tanggulangi Banjir

Megapolitan
Gibran Kunjungi Rusun Muara Baru, Warga: Semoga Bisa Teruskan Kinerja Jokowi

Gibran Kunjungi Rusun Muara Baru, Warga: Semoga Bisa Teruskan Kinerja Jokowi

Megapolitan
Kunjungi Rusun Muara Baru, Gibran: Banyak Permasalahan di Sini

Kunjungi Rusun Muara Baru, Gibran: Banyak Permasalahan di Sini

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tewas Dibunuh Tantenya, Bocah 7 Tahun di Tangerang Sempat Hilang

Sebelum Ditemukan Tewas Dibunuh Tantenya, Bocah 7 Tahun di Tangerang Sempat Hilang

Megapolitan
ODGJ Diamankan Usai Mengamuk dan Hampir Tusuk Kakaknya di Cengkareng

ODGJ Diamankan Usai Mengamuk dan Hampir Tusuk Kakaknya di Cengkareng

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada Depok 2024 Dibuka, Berikut Syarat dan Ketentuannya

Pendaftaran PPK Pilkada Depok 2024 Dibuka, Berikut Syarat dan Ketentuannya

Megapolitan
Gibran Sambangi Rusun Muara Baru Usai Jadi Wapres Terpilih, Warga: Ganteng Banget!

Gibran Sambangi Rusun Muara Baru Usai Jadi Wapres Terpilih, Warga: Ganteng Banget!

Megapolitan
Sespri Iriana Jokowi hingga Farhat Abbas Daftar Penjaringan Cawalkot Bogor dari Partai Gerindra

Sespri Iriana Jokowi hingga Farhat Abbas Daftar Penjaringan Cawalkot Bogor dari Partai Gerindra

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com