Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pamdal Balai Kota: Kalau Boleh, Saya Ingin Berkunjung ke Mako Brimob

Kompas.com - 13/10/2017, 13:58 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ada satu keinginan kecil yang dimiliki seorang pengamanan dalam (pamdal) Balai Kota yang biasanya hanya bertugas menerima tamu. Sumarna berharap pamdal sepertinya bisa kembali bertemu dengan mantan pimpinannya, Basuki Tjahaja Purnama, yang kini berada di Mako Brimob.

"Saya waktu itu sempat kehilangan kontak para ajudan karena handphone saya hilang. Tadinya saya mau coba, kalau boleh berkunjung ke Mako Brimob," ujar Sumarna di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (13/10/2017).

Sumarna ingin menyampaikan terima kasih atas kepemimpinan Ahok selama ini. Meski dia bukan warga Jakarta, Sumarna yang setiap hari melihat cara kerja Ahok di Balai Kota merasa Ahok sudah maksimal membangun Jakarta. Tidak hanya Ahok, kata Sumarna, Joko Widodo dan Djarot Saiful Hidayat juga sudah bekerja luar biasa.

Sumarna menceritakan kesannya selama bekerja dengan Ahok. Menurut dia, Ahok adalah pemimpin yang simple dan justru membuat pekerjaannya lebih mudah.

Baca: Kesan Pamdal Balai Kota DKI Melayani Ahok dan Djarot

"Kalau Pak Ahok luar biasa. Lebih terbuka, instruksi lebih jelas, lebih mudah, lebih simpel malahan. Karena Pak Ahok ini kalau bisa ya langsung bilang bisa, tidak bisa ya enggak bisa," ujar Sumarna.

Itu bermanfaat ketika ada warga yang mengadu kepada Ahok. Kadang kala, kata Sumarna, ada pemimpin yang sudah tahu tidak bisa membantu sebuah persoalan, namun karena tidak enak, pemimpin itu terus mengulur jawaban hingga akhirnya warga yang mengadu terus kembali keesokan harinya.

Baca: Ibu Ini Mengadu kepada Ahok dengan Mata Berkaca-kaca

Ujungnya, pamdal yang kesulitan menerima warga yang sama tiap hari. Dengan ketegasan Ahok dan kecepatannya membuat keputusan, sikap pamdal terhadap warga juga bisa lebih tegas.

Di ujung pemerintahan ini, Sumarna berharap agar apa yang sudah dicapai pada pemerintahan Jokowi, Ahok, dan Djarot dapat terus terjaga. Kalau bisa justru lebih baik lagi.

Baca: Mengadu kepada Ahok, Bisa Datang Langsung ke Balaikota

"Saya terima kasih banyak kepada Pak Gubernur, terutama Pak Ahok juga Pak Djarot dan Pak Jokowi. Itu satu periode tiga pimpinan yang menurut saya sudah maksimal membangun Jakarta," kata dia.

Kompas TV Gubenur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama Senin (13/2) pagi kembali berkantor di Balai Kota. Sebelum mengikuti sidang kasus dugaan penodaan agama, Ahok menyempatkan diri menemui warga Jakarta yang biasanya menyampaikan sejumlah laporan. Ahok juga sempat berfoto bersama dengan warga. Namun, kembalinya Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta setelah berakhirnya cuti kampanye pilkada dipersoalkan karena status Ahok sebagai terdakwa. Dalam perbincangan program Kompas Petang, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD berpendapat Ahok seharusnya nonaktif. Sementara itu, Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun berpandangan berbeda. Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri menyatakan status Ahok sebagai terdakwa kasus dugaan penodaan agama tak serta merta menjadi dasar penonaktifan. Pro kontra yang muncul soal Ahok harus dinonaktifkan atau tidak tak terlepas adanya perbedaan tafsir dari undang-undang nomor 23 tentang kepala daerah. Pasal 83 undang undang ini menyebut, kepala daerah yang menjadi terdakwa dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi, terorisme, makar, mengancam keamanan negara atau perbuatan lain yang dapat memecah belah NKRI dengan ancaman hukuman paling singkat lima tahun diberhentikan sementara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama KontraS Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama KontraS Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com