Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Tukang Ojek Sepeda di Kota Tua Kini

Kompas.com - 13/10/2017, 15:09 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jika berkunjung ke kawasan Kota Tua, Jakarta Barat,  anda akan menemui sejumlah tukang ojek sepeda yang menjajakan jasa.

Ada dua kelompok ojek sepeda di kawasan ini. Satu kelompok menunggu penumpang di sekitar Stasiun Jakarta Kota dan kelompok yang lain berkumpul di depan Museum Fatahillah.

Perbedaan kedua kelompok itu sangat mencolok, terutama terkait atribut yang mereka gunakan. Tukang ojek sepeda di depan Stasiun Jakarta Kota membawa sepeda-sepeda ontel tuanya yang mayoritas berwarna gelap. Pakaian tukang ojeknya terkesan ala kadarnya. Sandal jepit, celana longgar, kaos oblong, dan topi safari jadi ciri khasnya.

Kelompok tukang ojek ini menjual jasa antar penumpang ke lokasi-lokasi sekitar Kota Tua, bukan untuk tujuan wisata.

Baca juga: Wisata ke Kota Tua? Naik Saja Ojek Sepeda Ontel

Berbeda dengan ojek sepeda yang berada di depan Museum Fatahillah. Sepeda ontel dicat warna-warni, pengemudi ojeknya menggunakan pakaian cukup rapi. Ojek sepeda di kawasan itu memang diperuntukkan buat para wisatawan.

Di depan Museum Fatahillah itu disediakan juga topi-topi pantai sebagai atribut pengunjung wanita yang menyewa sepeda atau menggunakan jasa berkeliling Kota Tua agar menyerupai "noni-noni Belanda". Atribut untuk para pengunjung pria juga ada.

Kedua jenis ojek sepeda itu tampak kontras. Jika ojek sepeda di depan Stasiun Jakarta Kota tak ada yang mengorganisir, ojek sepeda di Museum Fatahillah berada di bawah binaan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Penataan dan Pengembangan Kota Tua.

"Sebetulnya kami dulu juga tukang ojek biasa, bukan untuk wisata. Tapi kami ikut pembinaan UPT Kota Tua. Komunitas ini sudah ada sejak tahun 2008, tapi baru-baru ini dapat pembinaan," kata Ketua Komunitas Ojek Sepeda Museum Fatahillah, Sanem, Kamis (13/10/2017).

Penataan kawasan Kota Tua sejak di bawah pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), yang dilanjutkan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, dan sekarang Djarot Saiful Hidyat membuat penghasilan Sanem dan 36 pengojek sepeda binaan UPT Kota Tua lainnya meningkat.

"Kami kan menyediakan paket keliling Kota Tua. Sekali keliling Rp 75.000. Kalau masih jadi tukang ojek sepeda biasa belum tentu dapat segitu," kata dia.

UPT Kota Tua memberikan pelatihan kepada para tukang ojek mengenai cara menjadi pemandu wisata yang baik.

"Kami diajari cara menjelaskan tentang sejarah Kota Tua. Ya yang gampang-gampang aja. Tapi kami bangga bisa jawab pertanyaan wisatawan," kata dia.

Sebelum Joko Widodo atau Jokowi menjabat, kawasan di depan Museum Fatahillah masih semrawut dan dipenuhi pedagang kakil lima (PKL). Hal ini menjadikan Museum Fatahillah tak begitu menarik jadi destinasi wisata.

"Kalau sekarang kan sudah rapi, PKL sudah punya tempat, jadi orang juga tertarik buat ke sini. Kami cat sepeda kami warna-warni agar lebih menarik pengunjung," ujar dia.

Bahkan, lanjut Sanem, komunitas ojek sepeda telah dibina untuk menyediakan asuransi kecelakaan untuk penumpang ojek sepeda. "Asuransi kecil-kecilan aja, yang penting penumpang merasa aman aja kami boncengin," tuturnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Megapolitan
Polisi Temukan 'Tisu Magic' hingga Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Polisi Temukan "Tisu Magic" hingga Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Video Pencurian Mesin 'Cup Sealer' di Depok Viral di Media Sosial

Video Pencurian Mesin "Cup Sealer" di Depok Viral di Media Sosial

Megapolitan
Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Megapolitan
Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Megapolitan
SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa 'Stasioner' untuk Tanggulangi Banjir

SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa "Stasioner" untuk Tanggulangi Banjir

Megapolitan
Gibran Kunjungi Rusun Muara Baru, Warga: Semoga Bisa Teruskan Kinerja Jokowi

Gibran Kunjungi Rusun Muara Baru, Warga: Semoga Bisa Teruskan Kinerja Jokowi

Megapolitan
Kunjungi Rusun Muara Baru, Gibran: Banyak Permasalahan di Sini

Kunjungi Rusun Muara Baru, Gibran: Banyak Permasalahan di Sini

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tewas Dibunuh Tantenya, Bocah 7 Tahun di Tangerang Sempat Hilang

Sebelum Ditemukan Tewas Dibunuh Tantenya, Bocah 7 Tahun di Tangerang Sempat Hilang

Megapolitan
ODGJ Diamankan Usai Mengamuk dan Hampir Tusuk Kakaknya di Cengkareng

ODGJ Diamankan Usai Mengamuk dan Hampir Tusuk Kakaknya di Cengkareng

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada Depok 2024 Dibuka, Berikut Syarat dan Ketentuannya

Pendaftaran PPK Pilkada Depok 2024 Dibuka, Berikut Syarat dan Ketentuannya

Megapolitan
Gibran Sambangi Rusun Muara Baru Usai Jadi Wapres Terpilih, Warga: Ganteng Banget!

Gibran Sambangi Rusun Muara Baru Usai Jadi Wapres Terpilih, Warga: Ganteng Banget!

Megapolitan
Sespri Iriana Jokowi hingga Farhat Abbas Daftar Penjaringan Cawalkot Bogor dari Partai Gerindra

Sespri Iriana Jokowi hingga Farhat Abbas Daftar Penjaringan Cawalkot Bogor dari Partai Gerindra

Megapolitan
Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com