JAKARTA, KOMPAS.com - Trotoar di depan Stasiun Tanah Abang masih dipenuhi pedagang kaki lima (PKL). Deretan PKL itu berjajar memanjang di trotoar hingga kira-kira 2 kilometer hingga terlihat semrawut dan mengganggu pejalan kaki serta pengguna jalan raya.
Pantauan Kompas.com, sejak sekitar pukul 10.00 WIB, tepat di pintu keluar Stasiun Tanah Abang, sudah ramai PKL yang berjualan makanan dan minuman ringan.
Sementara itu, di seberang jalan di wilayah Jati Baru, Jakarta Pusat, banyak PKL menjual pakaian, aksesori, minuman dan makanan.
Para PKL itu menjajakan dagangannya di lapak di atas trotoar, yang seharusnya digunakan untuk para pejalan kaki.
(baca: Ini Rencana Sandiaga untuk Tertibkan PKL di Tanah Abang)
Namun, sekitar pukul 11.30 WIB hingga 12.00 WIB, petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) datang dan meminta PKL tidak berjualan di lokasi tersebut.
"Kami di sini mengimbau saja, biar para PKL enggak di sini. Kalau masih ada yang bandel, ya diangkut. Tapi di sini kami imbau mereka," ujar Kasatpol PP Jakarta Pusat, Rahmat Lubis, di depan Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (18/10/2017).
Dia menjelaskan, petugas meminta PKL tidak berjualan di sekitar blok A dan blok F.
Dalam kesempatan itu, ada beberapa penjual minuman yang diangkut paksa karena tidak menggubris peringatan petugas Satpol PP.
Penertiban PKL di Tanah Abang menjadi pekerjaan rumah Pemprov DKI yang tidak kunjung selesai. Para pedagang kerap membuka lapaknya meski sudah berkali-kali dirazia petugas Satpol PP.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno berencana melakukan rekayasa lalu lintas untuk mengurai semrawutnya lalu lintas di Tanah Abang yang seringkali disebabkan PKL menggelar dagangan di bahu jalan.