Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Macet Parah di Pancoran, Warga Harap Pembangunan Flyover Cepat Selesai

Kompas.com - 19/10/2017, 11:55 WIB
Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Pembangunan flyover Pancoran menyebabkan kemacetan di sejumlah titik yang akan mengarah ke simpang Pancoran, Jakarta Selatan. Antrean kendaraan ini pula disebabkan adanya penyempitan jalan di simpang Pancoran menuju Kuningan.

Salah satu warga yang setiap harinya melintasi simpang Pancoran, Dayinta (25) mengatakan selalu terjadi kemacetan setiap hari bahkan sepanjang waktu saat melintas di sekitar pembangunan tersebut.

"Setiap hari saya lewat Pancoran, dari arah Cawang enggak ada jam terbaik lewat situ, dari arah manapun juga sama. Sama ngeri macetnya. Jam 06.00 WIB aja udah macet, sampai-sampai udah kebiasa," ujar Dayinta kepada Kompas.com, Kamis (19/10/2017).

Ia menjelaskan, kemacetan tidak hanya terjadi di pagi hari, namun juga di siang hari. Selain itu, jika hujan turun, seringkali muncul genangan. 

Baca: Suara Klakson dan Kemacetan Ekstrem di Pancoran...

Dayinta mengatakan, kemacetan tersebut terjadi karena setelah lampu merah Pancoran arah Kuningan ada penyempitan jalan. Sehingga hanya ada satu lajur yang bisa dilintasi pengendara mobil dan sepeda motor.

"Udah gitu kalau hujan suka banjir di area konstruksi jadi tambah macet lagi. Di jalur itu Transjakarta pun enggak gerak kecuali dia masuk tol keluar Tegal Parang. Harapannya flyover-nya cepet jadi dan jalannya diperlebar, biar ngurangin macetnya," kata dia.

Senada dengan Dayinta, pengguna Transjakarta pun, Mizgie (27) merasakan hal yang sama.

"Iya ini macet banget, tiap hari kaya gini. Tapi hari ini lagi parah, makanya saya turun (dari Transjakarta). Saya mau naik ojek aja karena udah telat mau ke kantor," kata Mizgie.

Sementara itu, pengguna jalan lainnya, Ojan (23) mengatakan kawasan Pancoran macet dari pagi hingga siang hari. Bahkan, kata dia,  kemacetan bisa berimbas hingga ke kawasan Tebet.

"Pembangunan flyover Pancoran menimbulkan kemacetan yang luar biasa. Pagi sampai sore tetap macet. Imbasnya juga sampai ke Tebet, karena tertahan enggak bisa masuk ke (jalan) Soepomo," kata Ojan.

Baca: Selain Underpass Mampang, Anies Sebut 5 Proyek Ini Juga Akan Terlambat

Dengan demikian, Ojan berharap pembangunan bisa cepat diselesaikan, apalagi diperkirakan pembangunan tersebut tidak selesai tepat sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno memastikan proyek underpass Mampang tidak akan selesai tepat waktu. Proyek tersebut tidak akan bisa selesai akhir tahun ini seperti yang awalnya ditargetkan. Sandiaga menduga proyek itu baru bisa selesai pada April 2018.

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memastikan ada proyek lain yang pembangunannya terhambat selain underpass Mampang. Diantaranya pembangunan simpang tidak sebidang Bintaro Permai, simpang tidak sebidang Cipinang Lontar, underpass Kartini, flyover Pancoran, dan underpass Matraman-Salemba.

Target pembangunan semua proyek tersebut selesai pada 15 Desember 2017. Namun, rata-rata pembangunannya kini baru mencapai 65 persen.

Keterlambatan ini pun akan menyebabkan masalah baru. Sebab, pembangunan proyek ini menggunakan jenis pembiayaan single year. Jika diperpanjang, Pemprov DKI harus kembali melakukan lelang untuk melanjutkan pembangunannya.

"Kita tidak ingin warga Jakarta memiliki tambahan masalah karena kemacetan. Tanpa proyek pembangunan ini saja macet, apa lagi semua diselenggarakan pada saat bersamaan," ujar Anies.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com