Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Padatnya Lalu Lintas di Simpang Matraman pada Siang Hari

Kompas.com - 19/10/2017, 15:28 WIB
Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu titik pembangunan underpass yang saat ini masih berlangsung berada di Simpang Matraman. Meski sudah diberlakukan rekayasa lalu lintas sejak 20 Juli 2017 lalu, lalu lintas di Simpang Matraman tetap tersendat.

Pantauan Kompas.com, Kamis (19/10/2017) sekitar pukul 14.00 WIB, lalu lintas di Simpang Matraman cukup padat. Di antaranya arah ke Jalan Matraman Raya dan arah ke Jalan Pramuka Sari II.

Antrean kendaraan ini disebabkan karena adanya rekayasa lalu lintas. Sehingga kendaraan dari Matraman menuju Senen harus memutar terlebih dahulu, melalui Jalan Proklamasi, Jalan Pangeran Diponegoro, dan muncul di Jalan Salemba Raya.

Sementara itu, kepadatan ke arah Jalan Matraman Raya dan Pramuka Raya disebabkan karena hanya ada satu lajur yang bisa digunakan pengendara.

Baca: Pengendara Kebingungan Saat Rekayasa Lalin di Simpang Matraman

Namun, bagi pengendara dari berbagai arah dan menuju ke Jalan Matraman, saat ini masih diberlakukan contraflow. Kemudian yang ingin melintas ke arah Jalan Pramuka Raya, dapat menggunakan flyover yang berada di depan Gedung Perpustakaan Nasional.

Tidak hanya itu, pengendara pun harus berhati-hati saat melintas di sekitaran pembangunan underpass Matraman. Sebab, banyak lubang, jalanan yang tak rata, dan jalanan lebih licin karena adanya tanah yang menempel di aspal.

Kondisi di Simpang Matraman saat pembangunan underpass Matraman, Jakarta Timur, Kamis (19/10/2017).KOMPAS.COM/Anggita Muslimah Kondisi di Simpang Matraman saat pembangunan underpass Matraman, Jakarta Timur, Kamis (19/10/2017).
Bahkan juga, di sekitaran pembangunan ada beberapa petugas Transjakarta yang sedang mengatur lintasan bus agar melintas lebih cepat.

Untuk pembangunan underpass Matraman sendiri, nampak masih berlangsung. Terlihat dari beberapa alat berat dan pegawai yang beraktivitas di sana.

Lalu juga terlihat sudah ada pembatas atau beton yang berdiri menandakan jalur masuk underpass, di Jalan Pramuka Sari II dan Jalan Pramuka Raya.

Baca: Suara Klakson dan Kemacetan Ekstrem di Pancoran...

Sebelumnya, mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan, pembangunan flyover dan underpass di Jakarta akan selesai pada akhir 2017 ini. Namun, khusus untuk underpass di Matraman, Jakarta Timur, dia belum dapat memastikannya.

Sementara itu, Gubernur Anies Baswedan mengatakan bahwa target penyelesaian keenam proyek flyover dan underpass akan molor.

"Macam-macam sebabnya, ada yang karena gangguan kabel listrik, bukan gangguan tapi pemasangan kabel listrik belum beres, ada pipa gas, pipa air," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (18/10/2017).

Selain underpass Matraman, lima proyek lain yang dimaksud adalah pembangunan flyover Bintaro Permai, underpass Mampang, underpass Kartini, flyover Pancoran, dan flyover Cipinang Lontar.

Baca: Macet Parah di Pancoran, Warga Harap Pembangunan Flyover Cepat Selesai

Menurut Anies, melesetnya target penyelesaian keenam proyek itu karena koordinasi tidak berjalan dengan baik.

Dia pun menganggap keterlambatan itu akan menyebabkan masalah baru. Sebab, pembangunan proyek ini menggunakan jenis pembiayaan single year. Jika diperpanjang, Pemprov DKI harus kembali melakukan lelang untuk melanjutkan pembangunannya.

"Saya minta paling lambat Jumat pagi akan ada dokumen tertulis mereka bagaimana mempercepat proses ini," ujar Anies.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com