Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Orang Datang ke Stan Pencetakan E-KTP, Pihak Kemendagri Kaget

Kompas.com - 20/10/2017, 16:18 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ditjen Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) tidak mengira stan pelayanan perekaman dan pencetakan e-KTP yang digelar di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) bisa didatangi ribuan masyarakat.

Sejak digelar pertama kali pada Rabu (18/10/2017), pihaknya hanya menargetkan mampu melayani 50 hingga 100 orang saja setiap harinya di dalam area pameran.

"Kami enggak mengira animo masyarakat bisa seperti ini. Begitu melihat di medsos, viral undangan itu, baru kami kaget."

"Makanya kami antisipasi sejak malam tadi membangun tenda di luar area pameran," kata Sesditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kemendagri I Gede Surata, di TMII, Jumat (20/10/2017).

Warga antre menyerahkan berkas untuk pencetakan e-KTP di stan pelayanan dan pencetakan e-KTP di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Jumat (20/10/2017).  Kegiatan yang digelar antara Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri ramai diserbu warga yang yang belum memiliki e-KTP.KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Warga antre menyerahkan berkas untuk pencetakan e-KTP di stan pelayanan dan pencetakan e-KTP di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Jumat (20/10/2017). Kegiatan yang digelar antara Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri ramai diserbu warga yang yang belum memiliki e-KTP.
Baca juga : Antrean Pencetakan E-KTP Ditutup, Warga Berdesakan Serahkan Berkas

Setelah "undangan" tersebut viral di medsos, Gede Surata mengakui langsung adanya lonjakan warga yang mendatangi stan-nya pada Kamis (19/10/2017).

"Karena di dalam sudah membeludak dan mengganggu anjungan lainnya maka kami putuskan buat bikin tenda di luar. Jadi mulai tanggal 19 itu antrean massa kami alihkan keluar," imbuh dia.

Baca juga : Demi Mencetak E-KTP, Hujan dan Antrean Panjang Bukan Halangan...


Dalam "undangan" tersebut dijelaskan bahwa stan Kemendagri yang ada di TMII bisa mendaftar sekaligus mencetak e-KTP langsung dalam waktu sehari.

"Enggak bisa kalau baru merekam data di sini terus langsung ambil. Itu hoax, yang jelas adalah kami di sini membantu masyarakat yang sudah melakukan perekaman tapi enggak kunjung dapat bentum fisik e-KTP nya," ujar dia.

Baca juga : Warga Antre Satu Kilometer untuk Cetak E-KTP di Taman Mini


Kendati membludak, Gede Surata enggan menyalahkan warga dan penyebar "undangan" tersebut. Dia malah menyambut warga dan memohon maaf atas kondisi pelayanan yang belum maksimal.

"Sangat senang, itu artinya masyarakat sangat kenal betapa pentingnya identitas. Namun, saya tidak puas karena saya merasa belum bisa memberikan yang terbaik untuk mereka," tuntas Gede.

Kompas TV Tak cuma di kota-kota di pulau Jawa, persoalan tak adanya blanko KTP elektronik juga terjadi di Sulawesi. Di Kota Manado, Sulawesi Utara, 80.000 warga kini cuma mempunyai surat keterangan identitas warga, karena tak memiliki kartu identitas. Kartu identitas lama telah diganti dengan KTP elektronik yang belum juga kelar selama 7 bulan. Di Kota Manado, sebanyak 340 ribu warga telah merekam data pribadinya untuk pembuatan KTP elektronik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com