Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendagri Malaysia Pelajari Pencetakan Al Quran di Gramedia Cikarang

Kompas.com - 24/10/2017, 22:07 WIB
Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com - Percetakan Gramedia Cikarang mendapat kunjungan dari Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) Malaysia. Kunjungan tersebut bertujuan untuk melihat kegiatan di percetakan terutama dalam mencetak Al Quran.

"Kita berkunjung ke sini untuk melihat best practice yang dilaksanakan di Indonesia khusunya dalam kawalan (kontrol) percetakan Al Quran," ujar Setiausaha Bahagian Kawalan Penerbitan dan Teks Al Quran, Kementrian Dalam Negeri Malaysia, Nawardi saat berkunjung ke Percetakan Gramedia, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Selasa (24/10/2017).

Ia menjelaskan usai mengujungi ke lajnah penafsiran Al Quran di Kementrian Agama Indonesia dan percetakan Al Quran, banyak hal yang dapat dipelajari dari Indonesia.

"Ada banyak persamaan dan perbedaan, tergantung pada kesesuaian negara masing-masing. Di Indonesia dari segi pengalamannya lebih banyak dari Malaysia. Di Indonesia bermula tahun 1950an, tapi di Malaysia mulai di 1980an. Indonesia lebih berpengalaman dari Malaysia," kata Nawardi.

Tidak hanya melihat cara kerja dipercetakan, Nawardi mengatakan dari kunjungan tersebut juga bisa dijalin kerja sama yang baik di kemudian hari.

Baca juga : Lembaga Percetakan Al Quran di Ciawi, Nasibmu Kini...

"Sebab itulah kunjungan kita ingin melihat yang terbaik di kedua negara dan melihat di mana persamaan yang bisa dimantapkan antar kedua negara. Kita berharap dengan ini bisa melaksanakan kerja sama lebih baik antar negara anggota di serantau kita lah, seperti Malaysia, Indonesia, Brunei," kata dia.

Sementara itu, Nawardi mengungkapkan ada perbedaan kaidah penulisan Al Quran antara Indonesia dan Malaysia, yaitu di segi penandaan.

Selain itu, perbedaan lainnya ada pada naskah Al Quran, di mana di Malaysia sendiri memiliki hologram di setiap Al Quran.

Nawardi menegaskan, di Malaysia sendiri Al Quran wajib dicetak dilengkapi dengan hologram. Apabila tidak ada hologram, maka akan dikenakan Undang-undang yang berlaku di Malaysia.

"So, Al Quran yang dicetak di Indonesia dan akan dipasarkan di Malaysia, kita syaratkan mesti ada tanda hologram yang telah ditetapkan," kata dia.

Meski terdapat perbedaan, Nawardi mengatakan akan mencari jalan keluar sehingga tidak menimbulkan masalah baru. Menurut dia, Kompas Gramedia salah satu percetakan yang cukup besar di Indonesia.

"Play big dalam industri percetakan. Dia (percetakan gramedia) juga terlibat dalam pencetakan Al Quran. Alhamdulillah dari kunjungan ini kita dapati kepatuhan yang sangat tinggi," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Megapolitan
Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Megapolitan
Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Megapolitan
5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

Megapolitan
7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

Megapolitan
Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com