Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga Minta Waktu untuk Buat Terobosan Mengatur PKL Tanah Abang

Kompas.com - 29/10/2017, 16:42 WIB
Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, Pemprov DKI membutuhkan waktu untuk menyelesaikan persoalan pedagang kaki lima (PKL) di Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Sebab, setelah berulang kali ditertibkan, para PKL tersebut tetap kembali berjualan di jalan dan trotoar.

"Tolong sabar, beri kami waktu. Kemarin saya tanya pada Wakil Satpol PP Pak Hidayatullah, jumlah PKL yang balik setelah disidang itu berapa? Ternyata 100 persen semuanya balik," ujar Sandi usai mengikuti ajang Jakarta Marathon 2017 di Monumen Nasional Jakarta, Minggu (29/10/2017).

Sejumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) berdagang di atas trotoar di Tanah Abang, Jakarta, Rabu (18/10/2017). Meskipun sudah ditertibkan, para PKL tersebut masih saja berjualan di atas trotoar dengan alasan harga sewa toko yang sangat mahal.ANTARA FOTO/RIVAN AWAL LINGGA Sejumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) berdagang di atas trotoar di Tanah Abang, Jakarta, Rabu (18/10/2017). Meskipun sudah ditertibkan, para PKL tersebut masih saja berjualan di atas trotoar dengan alasan harga sewa toko yang sangat mahal.
Sandi menjelaskan, imbauan dan penertiban selama ini dilakukan terus berulang kali, bahkan menjadi menjadi sebuah siklus.

"Definisi 'kegilaan' itu adalah orang yang mengulang sesuatu yang sama tapi mengharapkan suatu yang berbeda. Jadi menurut saya, kami harus coba terobosan yang berbeda," ucap Sandiaga.

"Jangan diburu-buru. Give us time. Jangan coba sesuatu yang belum matang," kata dia.

Beberapa waktu lalu, Kompas.com melihat kondisi di kawasan Pasar Tanah Abang pada Rabu (25/10/2017) pagi, sekitar pukul 10.00. Kondisinya, semrawut.

(Baca juga: Kesemrawutan yang Tak Kunjung Terurai di Tanah Abang)

Penjual makanan berjajar di atas trotoar depan gedung blok A dan B Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (25/10/2017).Kompas.com/Sherly Puspita Penjual makanan berjajar di atas trotoar depan gedung blok A dan B Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (25/10/2017).
Meski telah melalui bulan-bulan ada program tertib trotoar, sejumlah pedagang kaki lima (PKL) masih mengokupasi jalur pedestrian.

Mobil pribadi terlihat parkir sembarangan, angkutan umum hingga ojek online juga berhenti di sembarang tempat. Alhasil kemacetan, ketidaknyamanan hingga ancaman tindak kriminal tak dapat terhindarkan.

Kondisi semrawut tampak jelas di sejumlah sisi pasar. Di seberang Stasiun Tanah Abang misalnya, deretan PKL memajang dagangannya hingga menutupi trotoar.

Para pejalan kaki terpaksa melintas di badan jalan karena tak memiliki ruang untuk berjalan.

(Baca juga: Anies Baswedan: Lima Bulan Ini Ada Kesemrawutan di Tanah Abang)

Kompas TV Dalam penertiban, petugas Satpol PP dengan tegas membawa barang milik pedagang yang berada di atas trotoar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com