Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Anak di Bawah Umur Bekerja di Pabrik Mercon di Tangerang?

Kompas.com - 30/10/2017, 12:03 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Dari peristiwa kebakaran di pabrik mercon PT Panca Cahaya Buana Sukses, terungkap ada banyak anak di bawah umur dipekerjakan di sana.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun pihak kepolisian, anak di bawah umur yang bekerja di sana merupakan pekerja rombongan yang tidak terdaftar oleh manajemen pabrik.

"Mereka itu kerja tapi enggak rutin. Misalkan minggu ini kerja berapa hari, minggu depannya enggak kerja. Jadi, ambil job-nya rombongan dan dibayar per berapa hari kerja," kata Kapolres Metro Tangerang Komisaris Besar Harry Kurniawan kepada Kompas.com di lokasi kebakaran, Kosambi, Kabupaten Tangerang, Senin (30/10/2017).

Sebagian besar pekerja di pabrik tersebut berasal dari warga yang tinggal di sekitar lokasi. Jika ada pekerjaan tambahan, tidak jarang sesama tetangga menawarkan kerjaan tersebut, termasuk ke anak-anak di bawah umur.

Baca juga : 4 Pelanggaran Pabrik Mercon di Tangerang yang Berujung Kebakaran

Suasana di sekitar pabrik mercon di Kosambi, Tangerang, Minggu (29/10/2017).KOMPAS.com/NIBRAS NADA NAILUFAR Suasana di sekitar pabrik mercon di Kosambi, Tangerang, Minggu (29/10/2017).
Harry menjelaskan, pihaknya terkendala saat mendata ada berapa banyak anak di bawah umur yang bekerja karena mereka tidak terdaftar. Manajemen pabrik hanya mendata karyawan yang rutin bekerja setiap hari.

Sebelumnya, dari kesaksian para korban selamat mengatakan banyak anak di bawah umur yang bekerja, mulai dari usia 13 hingga 17 tahun. Mereka direkrut oleh mandor untuk kerja dengan upah harian.

Baca juga : Surnah, Gadis 14 Tahun Teridentifikasi sebagai Korban Tewas Ledakan Pabrik Mercon

Adapun Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan melarang anak atau mereka yang berusia di bawah 18 tahun untuk bekerja pada pekerjaan yang membahayakan bagi kesehatan, keselamatan, atau moral anak.

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Hanif Dhakiri di pabrik mercon yang terbakar di Kosambi, Tangerang, Minggu (29/10/2017).KOMPAS.com/NIBRAS NADA NAILUFAR Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Hanif Dhakiri di pabrik mercon yang terbakar di Kosambi, Tangerang, Minggu (29/10/2017).

Menanggapi hal tersebut, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Hanif Dhakiri memastikan ada sanksi bagi pengelola pabrik.

Baca juga : Komnas HAM: Ada Karyawan Pabrik Mercon Berusia 15 Tahun, Diupah Rp 40.000/Hari

"Laporan baru ada dua orang anak kami temukan, itu pelanggaran," ujar Hanif pada Minggu (29/10/2017).

Kompas TV Minggu (29/10/2017) malam Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Hanif Dhakiri kunjungi korban di rumah sakit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com