Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Pertimbangkan Pemakaman Massal Jenazah Korban Pabrik Mercon

Kompas.com - 02/11/2017, 18:50 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Tim Disaster Victims Identification atau DVI Rumah Sakit  Polri Kramatjati Kombes Pramujoko mempertimbangkan pilihan untuk menguburkan secara massal sejumlah jenazah korban ledakan pabrik mercon di Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten, yang terjadi pada Kamis pekan lalu.

Namun, hal tersebut merupakan opsi terakhir ketika pihaknya sudah tak lagi bisa mengidentifikasi jenazah para korban tersebut.

"Ini opsi terakhir dari kami dengan catatan, setelah semua sampel DNA yang ada tidak bisa untuk mengidentifikasi korban, maka ada beberapa jenazah yang mungkin akan dikuburkan bersama atau secara massal," kata Pramujoko saat jumpa pers di Posko Ante Mortem RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Kamis (2/11/2017).

Baca juga : Polisi Kesulitan Identifikasi Jenazah Korban Kebakaran Pabrik Mercon

Sampai saat ini, pengujian sampel DNA masih dilakukan Tim DVI RS Polri.

Pramujoko menegaskan, opsi menguburkan secara massal jenazah tersebut akan dilakukan ketika timnya sudah tak bisa lagi mengidentifikasi dengan menggunakan data yang ada.

"Kemungkinan  nanti ada satu, dua, atau empat jenazah yang tidak bisa kami identifikasi, tetapi mungkin bisa juga semua kami identifikasi," katanya.

Pramujoko juga menegaskan belum akan mengakhiri proses identifikasi jenazah korban. Penghentian proses identifikasi hanya akan terjadi apabila memenuhi dua syarat.

"Saya katakan kapan identifikasi ini berkahir. Ada dua kriteria yang bisa menghentikannya, pertama ketika semua jenazah sudah teridentifkasi dan kedua ketika kami mentok, semua teknik sudah dilaksanakan, tetapi tetap tidak bisa teridentifikasi. Kami sekarang masih berjuang dengan pemeriksaan DNA karena banyak sampel DNA yang belum diuji," kata  Pramujoko.

Baca juga : Sepekan Setelah Ledakan Pabrik Mercon, 17 Kantong Jenazah Masih Ada di RS Polri

Hari ini, Tim DVI RS Polri kembali mengidentifikasi satu jenazah korban ledakan pabrik mercon milik PT Panca Buana Cahaya Sukses itu.

"Hari ini hanya satu korban yang teridentifikasi, yakni jenazah dalam body bag nomor 07. Teridentifikasi sebagai Saroh binti Using, warga Tangerang, Banten," katanya.

Dengan diidentifikasinya jenazah Saroh, total jenazah yang telah diketahui identitasnya menjadi 33 orang dari 49 kantong jenazah di RS Polri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Megapolitan
Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Megapolitan
Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Megapolitan
Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Megapolitan
KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

Megapolitan
Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Megapolitan
Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan 'Live' Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan "Live" Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Megapolitan
Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Megapolitan
Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Megapolitan
Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Megapolitan
Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Megapolitan
Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Megapolitan
Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Megapolitan
Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com