Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Bandingkan Kasus Novel dengan Dua Kasus Ini...

Kompas.com - 05/11/2017, 09:08 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS. com - Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan sampai saat ini polisi masih terus melakukan penyelidikan terkait kasus penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan.

"Jadi namanya kasus itu ada yang cepat kami ungkap, ada juga yang lambat kami ungkap. Jadi bergantung pada alat bukti, kemudian ada juga barang bukti di lapangan," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (4/11/2017).

Baca juga : Novel Disebut Tak Percaya Polisi Bisa Ungkap Penyerangnya

Argo kemudian membandingkan kasus Novel dengan kasus pembunuhan seorang mahasiswi Universitas Esa Unggul, Tri Ari Yani Puspo Arum (22) di Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

"Contoh kasus pembunuhan di Jakarta Barat, Kebon Jeruk itu kan juga belum terungkap karena rusaknya tempat kejadian perkara (TKP)," ujarnya.

Arum ditemukan tewas dengan luka tusuk di punggung dan lehernya di kamar kosnya di Jalan H Asmat Ujung, Kompleks Kebon Jeruk, Senin (9/1/2017).

Baca juga : Menanti Tertangkapnya Pembunuh Mahasiswi Esa Unggul....

"Saksinya enggak ada, TKP-nya rusak, polisi tahu kejadian itu korbannya sudah dipindahkan ke rumah sakit," ujar Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Andi Adnan, kepada Kompas.com, Jumat (24/3/2017).

Tak hanya kasus pembunuhan di Kebon Jeruk, Argo juga membandingkan proses pengungkapan kasus Novel ini dengan kasus bom yang menghantam Paris, Perancis pada tahun 2004 dan 2012.

"Yang (teror bom) di Paris itu kan juga belum terungkap. Padahal teknologi di sana kan lebih canggih daripada di sini," ujar Argo.

Baca juga : Kelompok Bersenjata Terkait Teror Paris Lakukan Serangan di Permukiman Warga


Sama halnya dengan kedua kasus tersebut, lanjut Argo, sampai saat ini polisi belum menemukan bukti dan keterangan saksi yang kuat yang mengarah pada pelaku tertentu.

"Kami berupaya untuk secepatnya (mengungkap kasus Novel). Penyidik masih bekerja, tiap minggu kami juga ada anev (analisa dan evaluasi) untuk melihat sejauh mana perkembangan kasus ini," kata dia.

Lebih dari 200 hari, namun kasus penyerangan terhadap Novel belum juga terungkap. Sebanyak 60 saksi sudah dimintai keterangan, dengan sejumlah barang bukti. Gelar perkara sudah dilakukan, terakhir Jumat lalu (3/11/2017).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Megapolitan
Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Megapolitan
Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Megapolitan
Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Megapolitan
Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Megapolitan
Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com