Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Anies, Penataan Kampung Harus Perhatikan Infrastruktur Lunak

Kompas.com - 06/11/2017, 13:49 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, program penataan kampung di Jakarta harus memerhatikan infrastruktur lunak. Lalu, apa yang dimaksud Anies dengan infrastruktur lunak?

"Infrastruktur lunak itu yang menyangkut pada sosiologi warganya," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (6/11/2017).

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, kata Anies, harus memperhatikan mayoritas pekerjaan dan kegiatan sehari-hari warga. Dengan demikian, penataan kampung itu sesuai dengan kondisi sosiologis penduduknya.

"Bangunan nanti yang muncul di situ, taman yang muncul di situ, fasilitas-fasilitas, sesuai profil sosiologis warga di kampungnya. Jadi kami tidak ingin memberikan solusi infrastruktur keras, tanpa memikirkan infrastruktur lunak," kata Anies.

Anies menjelaskan, Pemprov DKI Jakarta akan berembuk terlebih dahulu dengan warga sebelum menata kampung. Harapannya, penataan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan warga.

Pintu gerbang Kampung Deret Petogogan, Jakarta Selatan.Nadia Zahra Pintu gerbang Kampung Deret Petogogan, Jakarta Selatan.

Penataan kampung juga harus melibatkan empat pihak, yakni warga, pemerintah, fasilitator, dan pakar yang memberi contoh solusi penataan kampung.

Baca juga : Kampung Akuarium Jadi Percontohan Program Rumah Berlapis

Selain pendekatan sosiologis, lanjut dia, penataan kampung juga dilakukan menggunakan pendekatan ekonomis.

"Pendekatan ekonomis, sosiologis, harus kami lakukan sehingga warga di sana merasa nyaman, juga mereka sejahtera," ucap Anies.

Melalui pendekatan infrastruktur lunak, Anies menyebut penataan kampung di setiap wilayah akan berbeda-beda dan disesuaikan dengan karakteristik kampung serta warga yang tinggal di wilayah tersebut.

"Setiap tempat solusinya sesuai dengan tempatnya. Masyarakat punya keunikannya sendiri-sendiri," ujar Anies.

Kompas TV Dengan harga tanah yang terus naik, rumah susun dengan harga terjangkau adalah solusi untuk punya tempat tinggal di Jakarta. 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDIP Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDIP Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com