JAKARTA, KOMPAS. com — Penertiban bangunan semipermanen atau bedeng secara besar-besaran yang dilakukan Satpol PP Kecamatan Tanah Abang pada Juli 2017 menyisakan sejumlah cerita unik. Mereka tidak hanya menemukan kekumuhan, sejumlah kisah humanis pun terekam di sana.
Kepada Kompas.com, Camat Tanah Abang Dedi Arif Darsono yang turut hadir dalam penertiban menceritakan kejadian menarik saat penertiban beberapa bulan lalu itu.
"Di Kanal Barat itu, kan, membentang pipa air besar berwarna biru. Lalu, ada sela-sela sempit antarpipanya," ujarnya, Senin (6/11/2017).
Ia mengatakan, di sela-sela antarpipa besar itu terdapat sejumlah orang yang tidur, bahkan menjadikannya tempat tinggal.
"Bayangkan saja tempat sesempit itu dijadikan tempat tinggal. Saya sampai enggak habis pikir," katanya.
Pada saat itu, petugas Satpol PP melakukan pengecekan setiap sela pipa tersebut dan menertibkan penghuni di dalamnya.
Baca juga: Jalan Inspeksi Tanah Abang Pernah Bersih dari Bedeng, tetapi...
Tidak hanya itu, ia menjumpai seorang pria tua dalam kondisi sakit parah di sebuah tenda terpal di kawasan tersebut.
"Sudah kritis, sekarat, bisa dibilang nyaris meninggal. Kami angkat dan bawa ke rumah sakit. Waktu di angkat, tidak ada keluarga yang menghampiri kami. Berarti memang dia sebatang kara," ujarnya.
Ia menambahkan, pria tua itu juga tak memiliki KTP atau identitas lainnya. "Kami duga dia berasal dari luar Jakarta," katanya.
Baca juga: Camat Tanah Abang: Disko Bongkaran di Jalan Inspeksi Ada sejak Zaman Hercules
Setelah penertiban itu, tak lama kemudian jalan inspeksi Tanah Abang kembali dipenuhi bedeng, bahkan prostitusi tumbuh subur di sana.
Menurut dia, persoalan jalan inspeksi baru dapat teratasi jika pemerintah provinsi memiliki program setelah penertiban dilakukan.
"Kalau soal penertiban itu sehari juga bisa selesai. Mereka sebenarnya juga sudah paham kalau mereka itu salah. Namun, jika setelah penertiban enggak ada program lanjutan, mau dikemanakan mereka, ya, mereka balik lagi," ujarnya.