Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Aktivitas Petani di Sudut Kota Jakarta

Kompas.com - 09/11/2017, 15:50 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana membuat taman di tepi Kanal Banjir Timur (KBT), Cipinang Muara, Jakarta Timur. Saat Kompas.com menelusuri sepanjang tepi KBT yang rencananya akan dijadikan taman, terdapat pemandangan unik.

Beberapa petani terlihat sedang memanen hasil tanamnya di tanah milik Pemprov DKI Jakarta. Seperti yang dilakukan oleh Muslim, seorang petani berusia 60 tahun yang tinggal di dekat KBT. Muslim sudah menjadi petani di tepi KBT selama dua tahun.

Sebelumnya, Muslim merupakan tengkulak yang biasa mengambil sayuran dari para petani.

"Sejak proyek kanal (pembangunan KBT) ini jadi saya mulai jadi petani. Sebelumnya dari tahun 1991 saya (jadi tengkulak) di Pasar Sore Kayu Tinggi," kata Muslim, saat ditemui di lokasi, Kamis (9/11/2017).

Muslim menanam kangkung untuk dijual ke pengepul. Dia mengaku dapat mengantongi uang sebesar Rp 250.000 dari hasil menjual kangkung ke tengkulak yang setiap pagi mendatangi gubuknya di tepi KBT. Ia bisa mendapat uang Rp 250.000 tiap dua hari.

"Bandar biasanya setiap pagi ambil (kangkung) ke sini. (harga kangkung) dari kami 20 ikat itu harganya Rp 5.000, kalau sampai warung mungkin (kangkung) dijual 3 ikatnya Rp 1.000," ujar Muslim sambil memanen kangkungnya.

Selain Muslim, Sanirah juga mengais rezeki dengan bercocok tanam di lahan milik Pemprov DKI itu.

Sanirah yang berasal dari Subang, Jawa Barat ini sudah hampir 3 tahun menanam kacang panjang di lahan tersebut.

"Saya berkebun di sini sama suami saya. Lumayan (pendapatannya) bisa buat kebutuhan sehari-hari," kata Sanirah seraya memberikan pupuk untuk tanaman kacang panjangnya.

Sanirah sedang memberikan pupuk untuk tanaman kacang panjang yang ditanamnya di tepi kanal banjir timur.IWAN SUPRIYATNA/KOMPAS.com Sanirah sedang memberikan pupuk untuk tanaman kacang panjang yang ditanamnya di tepi kanal banjir timur.

Kemudian Casmadi terlihat memanen kangkung dengan membawa serta istri dan anaknya. Warga asal Indramayu ini menanam kangkung dan menjualnya ke tengkulak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dia bisa mengantongi uang sebesar Rp 200.000 tiap dua hari.

"Cuma ini kerja yang gampang dan halal di Jakarta," kata Casmadi.

Para petani ini menyadari, lahan garapan yang mereka tanami sayuran merupakan lahan milik Pemprov DKI. Selain itu, mereka juga menyadari, sewaktu-waktu lahan garapan itu difungsikan untuk kepentingan publik.

"Ya kalau (lahan ini) digusur, kami cari lahan lain," kata Muslim menimpali.

Keluarga petani sedang memanen kangkung.IWAN SUPRIYATNA/KOMPAS.com Keluarga petani sedang memanen kangkung.
Meski demikian, mereka berharap Pemprov DKI Jakarta dapat menyediakan lahan yang lebih layak. Maka aktivitas berkebun yang sudah menjadi mata pencaharian mereka tidak terganggu.

"Harapan kami diberikan lahan yang bisa kami garap. Enggak kami miliki sepenuhnya pun enggak apa-apa, yang penting kami bisa berkebun," kata Sanirah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com