Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Kelurahan Jembatan Lima yang Juga Disebut Menyedihkan

Kompas.com - 10/11/2017, 23:25 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS. com - Dua kantor kelurahan di Jakarta Barat menjadi sorotan karena bangunannya yang tak layak. Dua kantor kelurahan yang juga mendapat sorotan dari DPRD karena kondisinya menyedihkan adalah kantor Kelurahan Jembatan Besi dan Jembatan Lima.

Kompas.com menyambangi kantor Kelurahan Jembatan Lima. Kantor kelurahan yang terletak di dekat Pasar Angke ini terlihat seperti bangunan tua yang tak terawat.

Plafon di atap gedung bahkan sudah berlubang dan terlihat kerangka atapnya. Area parkir di kantor Kelurahan Jembatan Lima juga tidak luas.

Saat berkunjung ke kantor kelurahan tersebut pada Jumat (10/11/2017), hanya satu mobil yang dapat diparkirkan di sana. Sedangkan motor-motor penuh sesak menempati area sisanya.

Di tempat parkir tersebut terdapat sebuah patok berwarna hitam sebagai pembatas tanah milik kelurahan dan PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Artinya, jika PT KAI akan menggunakan lahan miliknya, maka halaman parkir Kelurahan Jembatan Lima akan semakin sempit.

Memasuki ruang Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Kelurahan Jembatan Lima, udara pengap sungguh terasa. Ruangan ini tampak redup tanpa pencahayaan yang baik. Lagi-lagi, tembok dan cat yang melapisinya mengesankan bangunan ini merupakan bangunan tua.

Ruang Bhabinkamtibmas sekaligus LMK dan tiga pilar di Kantor Kelurahan Jembatan Lima, Jakarta Barat, Jumat (10/11/2017).Kompas.com/Sherly Puspita Ruang Bhabinkamtibmas sekaligus LMK dan tiga pilar di Kantor Kelurahan Jembatan Lima, Jakarta Barat, Jumat (10/11/2017).
Kantor Kelurahan Jembatan Lima terdiri dari dua lantai. Ada sebuah tangga manual yang menghubungkan antar lantainya. Di bawah tangga tersebut terdapat ruangan sempit yang dimanfaatkan sebagai musala.

Mushola Kantor Kelurahan Jembatan Lima yang terletak di bawah tangga, Jumat (10/11/2017).Kompas.com/Sherly Puspita Mushola Kantor Kelurahan Jembatan Lima yang terletak di bawah tangga, Jumat (10/11/2017).
Berjalan ke sisi belakang musala, terlihat sebuah dapur umum atau pantry yang kondisinya sangat kotor dan jauh dari kata rapi. Debu dimana-mana dan gelas terlihat berserakan.

Dapur umum atau pantry di kantor Kelurahan Jembatan Lima, Jakarta Barat, Jumat (10/11/2017).Kompas.com/Sherly Puspita Dapur umum atau pantry di kantor Kelurahan Jembatan Lima, Jakarta Barat, Jumat (10/11/2017).
Ruang staf kelurahan ada di lantai dua. Ruangannya tak luas, hanya cukup untuk menempatkan sekitar lima meja kerja. Plafon ruangan tersebut berhiaskan motif ukir gaya lama.

Ruang staf kantor Kelurahan Jembatan Lima, Jakarta Barat, Jumat (10/11/2017).Kompas.com/Sherly Puspita Ruang staf kantor Kelurahan Jembatan Lima, Jakarta Barat, Jumat (10/11/2017).
"Bangunan ini kan memang dibangun tahun 1985. Jadi memang bangunan tua," ujar Lurah Jembatan Lima, Joni Palar.

Tak hanya ruangan staf yang sempit. ruang kerja sekretaris kelurahan bahkan ruang lurah pun tak begitu luas. Padahal di ruangan tersebut biasanya lurah menerima tamu.

"Kami udah ajukan renovasi berulang-ulang. Hampir setiap tahun kami ajukan. Tapi tetap saja tidak ada tanggapan. Kemarin Komisi A DPRD sudah tinjau lokasi ini, semoga segera ada solusi," kata dia.

Komisi A DPRD DKI Jakarta menyetujui revitalisasi kantor lurah yang sudah tidak layak di Jakarta untuk masuk ke dalam Kebijakan Umum Anggaran Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2018.

Baca juga : Sedih Banget Saya Lihat Kantor Kelurahan Jembatan Besi dan Jembatan Lima  

"Sedih banget saya lihat Kantor Kelurahan Jembatan Besi sama Jembatan Lima. Kalau keluar kantornya, langsung ketemu macet. Enggak ada parkiran, jadi turun dari motor langsung pintu," kata Syarif, Sekretaris Komisi A DPRD DKI Jakarta, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Kamis (9/11/2017).

Baca juga : Foto-foto Kelurahan Jembatan Besi yang Disebut DPRD DKI Kondisinya Menyedihkan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com