Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sulitnya Mendapat Label Halal MUI...

Kompas.com - 14/11/2017, 04:45 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Indonesia Halal Watch (IHW) Komisi Hukum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ikhsan Abdullah mengatakan, butuh proses yang panjang untuk mendapatkan sertifikasi halal dari MUI.

Ikhsan menjelaskan, perusahaan yang ingin produknya bersertifikasi halal wajib mengikuti serangkaian proses yang telah ditetapkan.

Pertama, sebuah perusahaan wajib mengajukan permohonan sertifikasi halal ke MUI. Selanjutnya, MUI akan mengaudit kelegalan perusahaan tersebut, termasuk mengecek validasi izin usaha perusahaan tersebut.

Setelah itu, MUI akan melakukan pengecekan terhadap pabrik pembuatan produk. Dalam tahapan ini, MUI akan mengecek kelaziman proses atau cara pembuatan produk. MUI juga akan memeriksa apakah bahan-bahan yang terkandung memenuhi ketentuan halal atau tidak.

Ikhsan mencontohkan proses pemberian sertifikasi halal untuk produk asal Korea, mie Samyang.

"Kami kirim auditor ke Korea. Setelah itu diaudit, nanti dicek apakah bahan pengolahannya tidak bersentuhan dengan barang-barang yang berkategori tidak halal," ujar Ikhsan saat dihubungi Kompas.com, Senin (13/11/2017).

Baca juga : MUI Terbitkan Sertifikasi Halal Mi Samyang

Mie instan Samyang yang diimpor oleh PT Korinus sudah mendapat sertifikasi halal dari Korea Muslim Federasi dan izin edar dari BPOM. Kompas.com/Kurnia Sari Aziza Mie instan Samyang yang diimpor oleh PT Korinus sudah mendapat sertifikasi halal dari Korea Muslim Federasi dan izin edar dari BPOM.
Jika lulus tahapan ini, melalui sebuah sistem berbasis online, pemilik produk akan mendapat pemberitahuan bahwa produk bisa masuk ke tahap selanjutnya yaitu pemeriksaan laboratorium.

Produk tersebut diperiksa di laboratorium untuk dipastikan 100 persen halal. Selanjutnya hasilnya akan disidangkan dalam sebuah forum bernama Komisi Fatwa MUI. Dari forum tersebut didapatkan hasil, apakah sebuah produk bisa mendapatkan sertifikasi halal atau tidak.

"Jadi tidak main-main, harus zero toleran terhadap bahan yang tidak halal," ujar Ikhsan.

Baca juga : MUI Minta Anies Tutup Semua Bisnis Prostitusi di Jakarta, Tak Hanya Alexis

Kompas TV Importir Samyang: Perhatikan Tanda untuk Bedakan yang Haram
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Megapolitan
Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Megapolitan
Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Megapolitan
Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari 'Basement' Toko Bingkai 'Saudara Frame' Mampang

Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari "Basement" Toko Bingkai "Saudara Frame" Mampang

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Megapolitan
Pemadaman Kebakaran 'Saudara Frame' Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Pemadaman Kebakaran "Saudara Frame" Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Megapolitan
Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran 'Saudara Frame' di Mampang Berhasil Dievakuasi

Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran "Saudara Frame" di Mampang Berhasil Dievakuasi

Megapolitan
Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com