JAKARTA, KOMPAS. com - Penertiban bedeng dan tenda-tenda di jalan Inspeksi menuju Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (13/11/2017) kemarin berjalan sangat lancar. Tak ada penolakan warga seperti pada sejumlah penertiban lainnya.
Warga membongkar sendiri bedeng-bedeng yang dijadikan tempat tinggal. Warga yang telah selesai membongkar bedengnya dengan santai menggelar terpal dan kasus lusuh miliknya di tepi jalan inspeksi dan tidur di atasnya, meski tanpa atap. Mereka tampak tidur dengan nyenyaknya tanpa terusik kendaraan yang lalu lalang.
Tak hanya itu, pada saat penertiban dilakukan, pemandangan menarik terlihat di sisi jalan Inspeksi. Meski petugas gabungan sibuk membongkar sisa-sisa bedeng, sepasang suami istri terlihat melakukan aktivitas seperti biasa.
Usup sang suami tetap memberi makan kambinya dan Cas, sang istri, menikmati santap pagi dengan santainya.
Hasil penertiban tersebut, 200 ton sampah dikumpulkan dan akan segera dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantargebang, Bekasi.
Sering Ditertibkan
Penertiban di jalan inspeksi bukan pertama kali dilakukan. Penertiban terakhir dilakukan pada Juni 2017. Saat itu ratusan bedeng di kawasan tersebut dihancurkan. Jalan inspeksi pun sempat bersih.
Namun tak butuh waktu lama, para penghuni kembali membangun bedeng di kawasan itu. Sebelumnya pun telah dilakukan berkali-kali penertiban. Setelah itu warga datang lagi.
"Namanya juga warga bongkaran. Kalau udah dibongkar ya nanti datang lagi, dibongkar lagi ya datang lagi. Sesuai namanyalah," kata seorang warga bernama Sumi saat ditemui Kompas.com, Senin.
Sejumlah warga di lokasi mengaku belum memiliki tempat tinggal pengganti dan memilih bertahan di lokasi tersebut.
"Mau kemana lagi, ya di sini aja. Nanti bikin bedeng lagi," ujar warga bernama Lina.
Selain dijadikan tempat tinggal, lokasi tersebut juga jadi tempat prostitusi. Warga yang mayoritas pendatang dan berprofesi sebagai pemulung menyewakan bedeng-bedengnya Rp 10.000 semalam untuk kegiatan prostitusi.
Pemerintah setempat telah menyadari persoalan itu. Camat Tanah Abang Dedi Arif Darsono mengatakan, kawasan prostitusi itu bukan hal yang baru.
"Disko bongkaran sudah ada sejak zaman Hercules, sejak tahun 1980-an kira-kira," ujar Dedi.
Hercules Rosario Marshal pernah berada di kawasan Tanah Abang dan sekitarnya pada saat itu. Pada 2006 Hercules memutuskan pergi dari daerah itu.