JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno meyakini, warga tidak mencari uang ketika menduduki posisi sebagai ketua RT ataupun RW. Dia melihat pengalaman ayahnya yang sudah bertahun-tahun menjadi ketua RT di lingkungannya.
"Ayah saya RT enam periode. Pengalaman dari ayah saya, setiap bulan nombok. Jadi, mereka ini kerja sosial," ujar Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (15/11/2017).
RT dan RW memang mendapatkan dana operasional dari APBD DKI. Tahun depan, dana operasional mereka akan naik menjadi Rp 2 juta untuk RT dan Rp 2,5 juta untuk RW. Menurut Sandiaga, dana operasional itu hanya untuk mengurus warga.
"Rata-rata dari mereka tidak mempersoalkan honor. Mereka hanya mempersoalkan perhatian dari pemerintah untuk mereka menjalankan kegiatan mengayomi warga," ujar Sandiaga.
Pagi tadi, warga Kelurahan Pluit datang mengadu ke Balai Kota terkait masalah pemilihan ketua RW di sana. Ketua RW 017 Susana Megawati mengadu telah dicopot dari jabatannya oleh lurah.
Susana bercerita lurah mencopotnya dari jabatan ketua RW karena ada aduan dari Lembaga Masyarakat Kelurahan (LMK). Dia menolak bercerita detail, tetapi aduan LMK menyebut bahwa dia bukan ketua RW yang baik.
Susana merasa tidak ada warga yang mengeluhkan cara kerjanya.
Baca juga: Masalah Pemilihan Ketua RW di Pluit Pun Dilaporkan ke Sandiaga
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.