JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menceritakan pengalamannya pada masa kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017 dalam rapat paripurna DPRD DKI Jakarta tentang penyampaian visi-misi gubernur dan wakil gubernur periode 2017-2022, Rabu (15/11/2017).
Dengan suara bergetar, Anies menceritakan kisah Saidah, korban penggusuran di Bukit Duri, Jakarta Selatan, yang ditemuinya kala itu.
"Pada tanggal 9 Januari 2017 lalu, saya berkunjung ke Bukit Duri. Di sana, di antara puing-puing gusuran rumah, seorang Ibu yang rumahnya telah rata dengan tanah, Ibu Saidah, usianya sekitar 50 tahunan, datang dengan menggendong seorang anak," ujar Anies di Gedung DPRD DKI Jakarta.
Anies bercerita, Saidah melepas kain penggendong anak dan mengalungkan kain batik itu kepada dirinya.
Baca juga : Gubernur Anies Berpantun Saat Pidato di Mimbar Paripurna DPRD DKI
Menurut Anies, dengan kain selendang itu, Saidah berpesan agar dirinya dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno "menggendong" anak-anak Jakarta selama memimpin Ibu Kota.
"Selendang ini adalah selendang terberat yang pernah terkalungkan di leher saya. Ia adalah selendang pengingat amanah," kata Anies.
Di depan pimpinan dan anggota DPRD DKI Jakarta, Anies menyebut amanah itu tak hanya dititipkan kepada dia dan Sandi. Saat anggota DPRD DKI Jakarta berkeliling menemui warga, kata Anies, warga juga seringkali menitipkan amanah yang sama kepada wakil mereka di DPRD itu.
"Amanah besar itu adalah amanah kepada kita semua pemimpin dan pengelola kota ini. Saudara-Saudara semua, mari kita gendong anak-anak Jakarta seperti kita menggendong anak sendiri. Majukan setiap jengkal kota ini, bahagiakan setiap insan di dalamnya," ucapnya.
Baca juga : Akhirnya, Anies-Sandi Sampaikan Visi-Misi dalam Paripurna DPRD DKI
Seusai Anies bercerita yang menjadi penutup dari pidatonya, seluruh hadirin yang hadir dalam ruangan paripurna langsung bertepuk tangan.
Setelah itu, Anies menyerahkan teks pidato penyampaian visi dan misi itu kepada Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi.