Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Warga soal Temuan Mayat di Terminal Kampung Rambutan

Kompas.com - 15/11/2017, 14:21 WIB
Stanly Ravel

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Terminal Kampung Rambutan kembali menjadi sasaran penampungan mayat korban pembunuhan. Sepanjang 2017, sudah ada dua kejadian serupa.

Pertama kasus pembunuhan Ela Milatun Ani pada Mei 2017. Kemudian Imam Maulana yang tewas di tangan kekasih sejenisnya, Badrun, dan dibuang dekat toilet umum wanita di pool bus Warga Baru Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Senin (13/11/2017).

Beberapa warga pengguna jasa bus luar kota di Kampung Rambutan menyayangkan hal tersebut. Mereka meminta pihak keamanan terminal untuk lebih ketat melakukan pengawasan.

"Saya tahu dari berita kemarin malam. Ini kan salah satu terminal besar di Jakarta, harusnya lebih banyak pengecekan dilakukan petugas," kata Wisnu yang hendak ke Pamanukan kepada Kompas.com, Rabu (15/11/2017).

Baca juga : Jenazah yang Ditemukan di Kampung Rambutan Semula Dikira Barang

"Artinya mungkin (keamanan terminal) harus lebih waspada dan mengantisipasi," kata Wisnu.

Lokasi penemuan mayat di Kampung Rambutan.KOMPAS.com/Stanly Lokasi penemuan mayat di Kampung Rambutan.
Riri, seorang pegawai yang bekerja di Bandara Soekarno Hatta dan kerap menggunakan bus Damri dari Kampung Rambutan juga mengatakan hal senada.

"Kalau bisa soal keamanan diperketat, sayang juga kalau sampai ada kejadian lagi nanti bikin nama (terminal) Kampung Rambutan jadi jelek," kata Riri.

Baca juga : Pembunuh Pria di Kampung Rambutan Cemburu Kekasihnya Naksir Wanita

Dari pantauan Kompas.com, kondisi terminal memang terbilang bersih dan rapih meski banyak warga yang lalu lalang tanpa henti. Pedagang juga tersusun rapi di pojok-pojok jalan tanpa menggangu kelancaran akses keluar masuk bus.

Kompas TV Ratusan calon penumpang yang telantar sebagian besar hendak menuju sejumlah kota di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com