JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, masih banyak ketimpangan yang terjadi di Ibu Kota. Salah satu ketimpangan yang terlihat yakni perbedaan mencolok antara rumah nelayan dengan hamparan pulau hasil reklamasi di Teluk Jakarta.
"Luasnya hamparan pulau reklamasi berdampingan dengan sempitnya rumah para nelayan," ujar Anies dalam rapat paripurna penyampaian visi dan misi di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (15/11/2017).
Tak hanya itu, Anies menyebut ketimpangan lainnya tampak dari perbedaan antara kemiskinan dan kemegahan di Ibu Kota. Di satu sisi, banyak warga yang memiliki pendidikan tinggi, tetapi di sisi lain, tingkat anak putus sekolah di Jakarta jumlahnya tak kalah tinggi.
Anies menuturkan, banyak gedung-gedung yang menjulang tinggi di Jakarta, tetapi jumlah gubuk rakyat yang reyot juga tak kalah banyak.
"Itu hanya sekelumit ketimpangan di kota ini. Mari bersama-sama mengubah kenyataan ini," kata Anies.
Baca juga : Sandi: Ketimpangan Dipertontonkan di Kepulauan Seribu yang Tak Jauh dari Balai Kota
Untuk mengurangi tingginya ketimpangan di Ibu Kota, Anies dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno memiliki visi dan misi yang akan direalisasikan dalam membangun Jakarta selama lima tahun ke depan.
Visi mereka yakni "Jakarta kota maju, lestari, dan berbudaya yang warganya terlibat dalam mewujudkan keberadaban, keadilan, dan kesejahteraan bagi semua."
Anies menyebut, keberadaban, keadilan, dan kesejahteraan bagi warga menjadi fondasi penting dalam pembangunan, baik pembangunan fisik maupun pembangunan manusia.
Baca juga : Suara Bergetar Anies Saat Cerita Selendang Amanah dari Bukit Duri
Untuk merealisasikan visi tersebut, ada lima misi yang akan dijalankan Anies-Sandi. Kelima misi itu antara lain:
1. Menjadikan Jakarta kota yang aman, sehat, cerdas, berbudaya, dengan memperkuat nilai-nilai keluarga dan memberikan ruang kreativitas melalui kepemimpinan yang melibatkan, menggerakkan, dan memanusiakan.
2. Menjadikan Jakarta kota yang memajukan kesejahteraan umum melalui terciptanya lapangan kerja, kestabilan dan keterjangkauan kebutuhan pokok, meningkatnya keadilan sosial, percepatan pembangunan infrastruktur, kemudahan investasi dan berbisnis, serta perbaikan pengelolaan tata ruang.
3. Menjadikan Jakarta tempat wahana aparatur negara yang berkarya, mengabdi, melayani, serta menyelesaikan berbagai permasalahan kota dan warga, secara efektif, meritokratis, dan berintegritas.
4. Menjadikan Jakarta kota yang lestari, dengan pembangunan dan tata kehidupan yang memperkuat daya dukung lingkungan dan sosial.
5. Menjadikan Jakarta ibu kota yang dinamis sebagai simpul kemajuan Indonesia yang bercirikan keadilan, kebangsaan, dan kebhinekaan.