Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi: Sopir Mobil Setya Novanto Kurang Konsenterasi

Kompas.com - 17/11/2017, 10:55 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Halim Pagarra mengatakan, kecelakaan mobil yang dialami Ketua DPR RI Setya Novanto pada Kamis (16/11/2017) malam diduga karena pengemudi kurang konsenterasi. Mobil yang ditumpangi Novanto menabrak tiang listrik di kawasan Permata Hijau, Jakarta Selatan.

"Pengemudi kurang konsenterasi, (mengemudi) sambil menerima telepon, mengobrol dengan penumpang mobil, dan kelelahan kurang tidur," ujar Halim dalam keterangan tertulisnya, Jumat.

Novanto sejak Rabu malam lalu telah dicari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Saat petugas KPK mendatangi rumahnya di Jalan Wijaya, pada Rabu malam itu, untuk melakukan upaya jemput paksa, Novanto tidak ada di rumahnya itu.

Berdasarakan keterangan polisi, mobil Toyota Fortuner berpelat Nomor B 1732 ZLO yang ditumpangi Novanto itu dikemudikan oleh jurnalis Metro TV, Hilman Matauchi. Di dalam mobil tersebut, Hilman bersama Novanto dan ajudan Novanto yang bernama Reza.

"Pengemudinya Hilman, Reza duduk disamping sopir dan Novanto duduk di jok tengah, samping kiri," kata Halim.

Baca juga : Jokowi: Saya Minta Pak Setya Novanto Mengikuti Proses Hukum

Menurut Halim, saat itu rencananya Hilman hendak membawa Novanto ke studio Metro TV untuk dijadikan narasumber. Di tengah perjalanan, Novanto menyetujui untuk dilakukan wawancara melalui telepon dalam acara Prime Time News.

Hilman kemudian memutuskan untuk mencari lokasi yang aman guna melakukan wawancara melalui sambungan telepon. Hilman mengobrol dengan Novanto sambil sesekali menengok ke belakang.

"Karena (pengemudi) kurang konsenterasi, kemudian menabrak trotoar, naik ke atas, menabrak pohon dan tiang listrik," kata Halim.

Terkait keberadaan Hilman di dalam mobil Novanto, pihak Metro TV sendiri menelusuri kebenaran informasi yang beredar. Metro TV juga berencana meminta keterangan yang bersangkutan.

"Kami akan minta keterangan yang bersangkutan apakah itu bagian kerja jurnalistik atau bukan?" kata Presiden Direktur Metro TV Suryopratomo, saat diminta tanggapan, Jumat.

Suryopratomo mengatakan, jika kegiatan Hilman bagian dari investigasi jurnalistik dan bisa menemui orang yang DPO tentunya tidak masalah.

"Tapi kalau kegiatannya menghalangi proses hukum, itu tentu tanggung jawab pribadi," ujar Suryopratomo.

Baca juga : Karyawannya Dikabarkan Ada di Mobil Novanto, Metro TV Akan Menelusuri

Suryopratomo mengatakan, dia sendiri belum mengetahui apakah Hilman berada di dalam mobil yang ditumpangi Novanto. Menurut Suryopratomo, status yang bersangkutan di Metro TV adalah kontributor.

Berdasarkan keterangan pengacara Setya Novanto, Fredrich Yunadi, kecelakaan tersebut terjadi pada sekitar Pukul 19.00 WIB. Fredrich menjelaskan, Novanto bersama ajudannya menaiki mobil jenis Fortuner. Menurut dia kecelakaan tersebut terjadi tak jauh dari rumah sakit tempat Novanto dirawat.

 KPK, Kamis malam, telah memasukan Setya Novanto dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). Itu artinya, Novanto berstatus buron alias orang yang sedang dicari atas pengusutan suatu perkara pidana.

KPK telah menetapkan kembali Novanto sebagai tersangka kasus e-KTP pada Jumat pekan lalu. Novanto lolos dari status tersangka dalam penetapan sebelumnya setelah memenangi gugatan praperadilan terhadap KPK.

Novanto sempat menghilang saat penyidik KPK berupaya menjemput paksa pada Rabu malam. Upaya penjemputan dilakukan KPK setelah Novanto selalu mangkir dari pemeriksaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com