JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengaku memiliki data yang lebih baru terkait indeks toleransi di Jakarta. Menurut dia, datanya berbeda dengan hasil kajian Setara Institute yang menyebut Jakarta memiliki skor toleransi terendah pasca-Pilkada DKI 2017.
"Data yang kemarin disampaikan (Setara Institute) itu agak sudah lumayan tidak terkini. Data terkini saya, malah warga sudah banyak sekali yang move on dari pilkada dan sikap toleransinya lebih baik," ujar Sandiaga di Kecamatan Sawah Besar, Sabtu (18/11/2017).
Meski demikian, dia menghargai kajian yang dilakukan oleh Setara Institute. Dia akan menggunakan kajian itu untuk memastikan toleransi di Jakarta tetap terjaga. Sandi mengatakan kajian Setara Institute dilakukan ketika proses pilkada baru selesai.
Ketika itu, dia memaklumi jika masih ada ketegangan di masyarakat akibat kontestasi pilkada. Namun, dia memastikan kini tingkat toleransi sudah lebih baik.
Baca juga : Imbas Pilkada DKI 2017, Jakarta Raih Skor Toleransi Terendah
"Tapi nanti kami gunakan juga data-data dari Setara Institute itu untuk motivasi kita supaya kerjanya lebih keras dan pastikan ada kerukunan," ujar Sandiaga.
Sebelumnya, Setara Institute merilis hasil kajian dan indexing terhadap 94 kota di Indonesia dalam hal isu promosi dan praktik toleransi. Dari serangkaian kajian tersebut ditemukan fakta bahwa DKI Jakarta memiliki peringkat indeks toleransi dengan paling rendah.
Wakil Ketua SETARA Institute, Bonar Tigor Naipospos mengatakan, jika disandingkan dengan data IKT (indeks kota toleran) tahun 2015, terdapat perubahan komposisi signifikan pada data 10 kota dengan indeks toleransi terendah pada tahun 2017.
Baca juga : Skor Toleransi Jakarta Rendah, Sandiaga Sebut Hasil Setara Institute Bukan Data Terkini
"Perubahan sangat signifikan terjadi pada DKI Jakarta. DKI turun dari peringkat 65 menjadi peringkat ke 94 (skor toleransi terendah)," ujarnya.
Bonar mengatakan, penyebab turunnya peringkat toleransi Jakarta ini salah satunya adalah Pilkada DKI 2017 yang baru saja usai.