Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan JAAN Tolak Wacana Anies-Sandi Izinkan Kuda Delman di Monas

Kompas.com - 20/11/2017, 21:09 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jakarta Animal Aid Network (JAAN) menolak rencana Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno yang ingin menghadirkan kembali wisata delman di Ibu Kota, terutama di Monas.

Pendiri JAAN Femke den Haas mengungkapkan sejumlah alasan mengapa delman atau andong tak lagi cocok di Jakarta, sekalipun dengan dalih untuk wisata. Salah satunya, jalanan di Jakarta kini sudah tak ramah untuk kuda.

"Dulu di Jakarta masih sepi, jalannya tidak aspal semua, tidak ada banyak mobil kayak sekarang, lalu lintas juga lebih sepi, dan bisa digunakan menarik andong karena transportasi umum susah tapi kalau sekarang transportasi umum sudah ada. Kini Jakarta jadi kota yang sangat padat, macet, dan panas," jelas Femke saat dihubungi Kompas.com, Senin (20/11/2017).

Femke menilai penggunaan kuda sebagai alat transportasi walaupun dengan tujuan pariwisata  tetap bisa membahayakan masyarakat dan kuda itu sendiri.

Baca juga : Kuda Delman Terperosok di Sarinah, Kakinya Patah

Video penyiksaan terhadap seekor kuda yang dijadikan delman viral di media sosial. Youtube Video penyiksaan terhadap seekor kuda yang dijadikan delman viral di media sosial.

Apalagi, kuda yang dijadikan delman di Monas datang dari wilayah yang jauh, seperti Depok dan Puri Kembangan. Dengan begitu, kuda sudah terlanjur lelah ketika harus dipaksa bekerja lagi di Monas.

"Kuda sudah lelah sampai di Monas karena menempuh jarak yang sangat sangat jauh dan tidak ada tempat khusus kuda (istirahat). Jadi enggak disamain seperti kota lain yang punya trotoar, tempat khusus kuda dan sepeda, di Jakarta ini kan tidak ada trotoar, tidak ada tempat untuk sepeda, tidak ada tempat untuk delman. Jadi delman otomatis ada di antara mobil-mobil," tutur Femke.

Femke juga khawatir jika kuda-kuda tersebut dipaksa kerja rodi sebab, tidak pernah ada standard operating procedure (SOP) bagi kuda yang dipekerjakan menjadi andong atau delman.

"Kuda bukan mesin, seharian dia disuruh kerja tidak ada SOP. Mereka bekerja dipaksa enggak ada jam istirahatnya, enggak ada waktu pasti kapan dikasih air dan tempat berteduh, pengobatan juga enggak ada buat mereka," pungkas Femke.

Baca juga : Sandiaga: Kami Ingin Kuda Delman Ditata sebagai Daya Tarik Wisata

Pada Minggu (19/11/2017), JAAN mempublikasikan beberapa foto kuda delman yang terjatuh di kawasan Sarinah. Kuda tersebut diduga kelelahan bekerja menarik delman sehingga terjatuh dan tak berdaya saat diobati. Nyawa kuda itu tak dapat diselamatkan.

Dalam keterangan foto itu, mereka juga mengkritik rencana Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandi.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (20/11/2017).KOMPAS.com/NURSITA SARI Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (20/11/2017).

Mengenai hal itu, Sandiaga mengatakan tetap ingin menata delman sehingga menjadi salah satu daya tarik wisata di Ibu Kota. Oleh karena itu, dia berencana memperbolehkan kembali delman beroperasi di kawasan Monas, Jakarta Pusat.

"Kami ingin (delman) ditata dengan baik sebagai salah satu daya tarik wisata. Kalau di New York atau kota-kota besar, di Kansas City juga saya pernah lihat, justru delman ini dipercantik dan dijadikan sarana sebagai kemudahan para turis," ujar Sandi di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (20/11/2017).

Selain itu, Sandi menyebut para kusir juga harus dilatih merawat kuda-kuda mereka. Dengan demikian, meskipun delman beroperasi, kuda-kuda tidak akan tersiksa.

"Mereka (kusir) harus juga dididik bagaimana merawat kudanya, pastikan kudanya tidak kurus, dan kuda-kudanya itu tidak ada penyakit, terus juga mereka memastikan lapangan pekerjaannya terjaga, dan kita jadikan ini sebagai salah satu atraksi," kata dia.

Baca juga : Sandiaga: Delman Dibagusi, Terus Ada Musik-musik Sedikit...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Megapolitan
Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com