JAKARTA, KOMPAS.com - Jakarta Animal Aid Network (JAAN) menilai DKI Jakarta merupakan kota yang tak layak bagi delman atau andong. Kehidupan kuda pasti akan terancam jika delman dipaksakan beroperasi di kawasan Monas, Jakarta Pusat.
"Meski cuma di Monas, kami tetap tidak setuju. Kuda-kuda itu sebelum sampai Monas melewati jalan raya. Mereka memotong jalan, melawan arah lalu lintas, kadang sampai ada kuda yang tertabrak. Intinya, Jakarta tidak ramah delman atau andong," jelas Pendiri JAAN Femke den Haas, saat dihubungi Kompas.com, Senin (20/11/2017).
Untuk sampai di Monas, kuda-kuda delman umumnya menempuh perjalanan jauh. Mereka berjalan di antara padatnya kendaraan bermotor di ibu kota.
Baca juga : Alasan JAAN Tolak Wacana Anies-Sandi Izinkan Kuda Delman di Monas
Femke juga khawatir, pemilik delman selama ini kurang memerhatikan kesehatan kudanya dan dipaksa kerja rodi. Sepanjang pengawasan JAAN, kuda-kuda tersebut terus bekerja tanpa ada istirahat.
"Kuda bukan mesin, seharian dia disuruh kerja tidak ada SOP. Mereka bekerja dipaksa enggak ada jam istirahatnya, enggak ada waktu pasti kapan dikasih air dan tempat berteduh, pengobatan juga enggak ada buat mereka," pungkas Femke.
Apalagi, tidak ada standard operating procedure (SOP) bagi kuda yang dipekerjakan menjadi andong atau delman.
"Di Monas itu enggak ada SOP buat kuda delman padahal kita pernah buat soal itu, padahal kita sudah buat dulu itu, kami ingin terbaik untuk semuanya dan terbaik untuk semuanya itu adalah jangan memaksa kuda di jalan raya dengan lalin yang padat," ungkapnya.
Baca juga : Kuda Delman Terperosok di Sarinah, Kakinya Patah
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno ingin menata delman sehingga menjadi salah satu daya tarik wisata di Ibu Kota. Oleh karena itu, dia berencana memperbolehkan kembali delman beroperasi di kawasan Monas, Jakarta Pusat.
"Kami ingin (delman) ditata dengan baik sebagai salah satu daya tarik wisata. Kalau di New York atau kota-kota besar, di Kansas City juga saya pernah lihat, justru delman ini dipercantik dan dijadikan sarana sebagai kemudahan para turis," ujar Sandi di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (20/11/2017).
Selain itu, Sandi menyebut para kusir juga harus dilatih merawat kuda-kuda mereka. Dengan demikian, meskipun delman beroperasi, kuda-kuda tidak akan tersiksa.
"Mereka (kusir) harus juga dididik bagaimana merawat kudanya, pastikan kudanya tidak kurus, dan kuda-kudanya itu tidak ada penyakit, terus juga mereka memastikan lapangan pekerjaannya terjaga, dan kita jadikan ini sebagai salah satu atraksi," tandas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.