Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sambil Menahan Tangis, Pedagang di Taman Kota Intan Ini Ceritakan Sepinya Pembeli

Kompas.com - 21/11/2017, 19:43 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pedagang sekitar kawasan Kota Tua yang direlokasi ke lokasi binaan di Taman Kota Intan, Jalan Cengkeh, Jakarta Barat mengeluhkan sepinya pengunjung yang datang dan berbelanja ke lokasi binaan.

Saat Kompas.com menyambangi kawasan tersebut pada Selasa (21/11/2017), para pedagang hanya terlihat duduk-duduk di depan lapak mereka sambil mengobrol.

Dian, salah seorang penjual nasi padang mengungkapkan, semenjak berjualan di lokasi binaan, ia sudah tak pernah lagi mengirimkan uang bulanan untuk keluarganya di Jawa Timur. Sebelum dipindahkan ke Taman Kota Intan, Dian juga kerap pulang ke kampung halamannya.

"Sudah mau dua bulan ini enggak ngirim-ngirim (uang) ke kampung, enggak tahu itu anak-anak sama embahnya di sana makan apa," ucapnya sambil menahan air mata.

Baca juga : PKL dan Parkir Liar di Kota Tua Jadi Penyebab Sepinya Lokbin Cengkeh 

Alasan Dian bertahan menempati lokasi binaan ini juga karena kios tersebut masih gratis alias belum ditarik iuran sewa.

Namun, jika lokasi binaan yang ditempatinya telah diterapkan uang sewa, dirinya pun akan mencari tempat lain untuk berjualan.

"Buat apa jualan di sini, pengunjung enggak ada, apalagi kalau ditarik sewa iuran, mending pindah," tuturnya.

Situasi di Lokbin Taman Kota Intan, Jalan Cengkeh, Tamansari, Jakarta Barat, Selasa (17/10/2017).Kompas.com/Sherly Puspita Situasi di Lokbin Taman Kota Intan, Jalan Cengkeh, Tamansari, Jakarta Barat, Selasa (17/10/2017).

Perwakilan pedagang di Lokasi binaan di Taman Kota Intan yakni Choirul Umam menyebutkan, di lokasi tersebut terdapat 456 kios yang dimiliki oleh satu kepala keluarga setiap kiosnya.

"Disini ada 456 kios, kalau 1 kios yang dikelola 1 kepala keluarga, dan 1 kepala keluarga itu terdiri dari 4 orang, artinya sekitar 1.800 orang menggantungkan hidupnya di sini," kata Choirul, pedagang pakaian anak.

Baca juga : Ramaikan Lokbin Cengkeh, Sudin UMKM Upayakan Pentas Seni Digelar Tiap Pekan

Menurut Choirul, jika keadaan seperti ini terus berlangsung. Maka bukan tidak mungkin sekitar 1.800 jiwa akan kelaparan karena tulang punggung yang berjualan di lokasi binaan tak pernah membawa hasil bahkan selalu merugi setiap harinya.

Panggung permanen dibangun di dalam komplek PKL, Jalan Cengkeh, Tamansari, Jakarta Barat, Selasa (5/9/2017).Kompas.com/Sherly Puspita Panggung permanen dibangun di dalam komplek PKL, Jalan Cengkeh, Tamansari, Jakarta Barat, Selasa (5/9/2017).

Baca juga : Lokbin Taman Kota Intan, Rumah Baru PKL Kota Tua Peninggalan Ahok-Djarot 

"Mau makan apa kalau setiap hari kita tidak dapat uang? Kalau batu atau tanah bisa dimakan mungkin kita makan, tapi kan kita masih makan nasi," tuturnya.

Choirul menyebutkan, sejak diresmikan pada 5 Oktober 2017 lalu hingga saat ini, beberapa pedagang sudah menutup kiosnya karena sepinya pembeli.

Adapun beberapa pedagang yang masih bertahan, berharap agar lokasi binaan itu segera dicarikan solusinya agar perputaran uang terjadi di lokasi tersebut. Para pedagang berharap pihak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memberikan petunjuk akses ke Taman Kota Intan.

Pasalnya, tidak adanya petunjuk akses seperti plang nama Taman Kota Intan menjadi salah satu penyebab para pengunjung tidak menyambangi lokasi yang berdekatan dengan Museum Fatahilah tersebut.

"Orang yang ke sini itu paling orang nyasar, karena memang enggak ada petunjuk sama sekali," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com