Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Ojek "Online" akan Berunjuk Rasa di Kemenhub dan Istana Negara

Kompas.com - 23/11/2017, 11:12 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Aktivis Driver Go-Jek (ADG) Andreanes mengatakan, ratusan pengemudi ojek online akan ikut unjuk rasa di depan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Istana Negara, Kamis (23/11/2017).

"Untuk yang sudah koordinasi itu ada 500 orang, tapi bisa lebih karena ini bukan dari Go-Jek doang. Tetapi dari semua (pengemudi) ojek online," kata Andreanes saat ditemui di Lapangan IRTI Monas, Jakarta Pusat.

Massa ojek online tersebut, lanjut dia, akan berjalan kaki menuju Kemenhub dan Istana Negara dari Lapangan IRTI yang menjadi titik kumpul mereka.

Hingga pukul 10.30 WIB, massa ojek online terus berdatangan. Menurut Andre, massa akan mulai berjalan setelah mobil komando tiba di lokasi titik kumpul.

Baca juga : Massa Ojek Online Mulai Berkumpul untuk Melakukan Aksi

Massa ojek online membentangkan spanduk di Lapangan IRTI sebelum long march ke Kemenhub dan Istana Negara, Kamis (23/11/2017).Ridwan Aji Pitoko/KOMPAS.com Massa ojek online membentangkan spanduk di Lapangan IRTI sebelum long march ke Kemenhub dan Istana Negara, Kamis (23/11/2017).
Massa ojek online yang datang dari Go-Jek, Grab, dan Uber tersebut membawa beberapa bendera merah putih dan dua buah spanduk besar yang berisikan pesan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melegalkan mereka sebagai transportasi resmi dan juga untuk mengatasi persaingan masing-masing perusahaan aplikasi.

Massa ojek online ini diperkirakan berjalan kaki menuju Kemenhub pada pukul 11.00 WIB. Di sana, mereka akan meminta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi untuk mengakui keberadaan mereka sebagai transportasi berbasis aplikasi, sama seperti halnya taksi online yang sudah memiliki payung hukum dari Peraturan Menteri (PM) 108.

Baca juga : Pengemudi Ojek Online Gelar Aksi di Kemenhub dan Istana Hari Ini

"Intinya kami minta ada regulasi yang mengatur kami dan sambil menunggu regulasi itu selesai, kami meminta pemerintah campur tangan ke perusahaan aplikasi agar tidak semena-mena menurunkan harga," kata Andre.

Kompas TV Ada Larangan, Ribuan Sopir Angkutan Online Ini Unjuk Rasa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com