JAKARTA, KOMPAS.com - Pengemudi ojek online yang berunjuk rasa di depan Istana Kepresidenan membubarkan diri pada pukul 13.45 WIB setelah mendapat jawaban dari pihak Istana terkait tuntutan yang disampaikan.
Koordinator Aktivis Driver Gojek (ADG) Andreanes menjadi satu dari enam orang yang turut masuk ke dalam Istana Kepresidenan menyampaikan hasil pertemuannya kepada peserta aksi yang telah menunggu lama.
"Kami sudah masuk dan sudah diterima staf tertinggi Presiden, Pak Tatang dari Deputi Empat Bidang Komunikasi Politik KSP. Kami sudah kasih surat terbuka dan kebetulan Pak Tatang ini pengguna Go-Jek dan dia bilang dia sedih dan ini wajib untuk diperhatikan," ucap Andreanes, dari atas mobil komando, Kamis (23/11/2017).
Baca juga : Enam Orang Perwakilan Ojek Online Diundang Masuk ke Istana
Dalam pertemuan tersebut, Andreanes juga menyampaikan keluh kesah yang dialami pengemudi ojek online kepada Tatang.
"Pak Tatang bilang tuntutan kami ini akan segera disampaikan ke Presiden Jokowi karena katanya tuntutan kami ini adalah hal yang harus diperhatikan," imbuh dia di depan ratusan peserta aksi.
Andreanes yakin tuntutan pengemudi ojek online akan dipenuhi pemerintah.
"Jadi intinya hasil pertemuan tadi tuntutan kami 80 persen akan diperjuangankan dan akan ada sinergi antara Presiden Jokowi dan Menhub untuk melihat kita dan akan memperjuangkan kita," ucapnya.
Adapun tuntutan para pengemudi ojek online tersebut adalah meminta kejelasan dari pemerintah mengenai keberadaan mereka sebagai transportasi berbasis aplikasi, sama seperti taksi online yang sudah memiliki payung hukum dari Peraturan Menteri (PM) 108.
Keberadaan regulasi atau peraturan tersebut diyakini mereka bisa membuat para aplikator Go-Jek, Grab, dan Uber tidak semena-mena dalam membuat kebijakan yang ujung-ujungnya mempersulit hidup mereka.