Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/11/2017, 07:43 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat masih menjadi perhatian warga. Kawasan yang sempat ditertibkan dari pedagang kaki lima (PKL) itu kembali semrawut dengan keberadaan PKL yang berdagang di atas trotoar dan di pinggir jalan. Selain PKL, kawasan Tanah Abang juga disebut-sebut masih rawan aksi premanisme.

Untuk membuktikan kesemrawutan yang ada di Tanah Abang, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyambangi kawasan itu, pada Jumat (24/11/2017).

Berdasarkan hasil pengamatannya, Sandiaga mengaku tak menemukan kesemerawutan di kawasan Tanah Abang pagi itu. Ia mengatakan, Tanah Abang sudah mulai tertata. Jalur-jalur pedestrian pun kian tertata.

Baca juga : Sandi: Tanah Abang Katanya Semrawut, Tadi Bersih...

Di hari yang sama, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga menyambangi lokasi yang sama. Namun, berbeda dengan wakilnya, Anies belum dapat mengomentari kondisi di wilayah Tanah Abang.

Kompas.com mencoba membuktikan ucapan Sandiaga yang menyebut kawasan Tanah Abang sudah rapi, pada sore harinya. Ternyata kondisi Tanah Abang sore itu tak jauh berbeda dengan kondisi di hari-hari sebelumnya.

Para PKL masih mengokupasi jalur pedestrian, bahkan tak sedikit PKL yang berjualan di atas guiding block atau penunjuk jalan bagi tunanetra di atas trotoar. Selain itu, banyak angkutan umum dan ojek yang ngetem sembarangan di pinggir jalan.

Baca juga : Sandi Bilang Tanah Abang Rapi, tetapi Sore Tadi Tetap Saja Semrawut

Temuan Ombudsman

Ombudsman merilis hasil investigasinya terkait hasil pengawasan dugaan adanya maladministrasi yang dilakukan oleh oknum Satpol PP terhadap penertiban PKL di Tanah Abang.

Ombudsman menemukan PKL yang dibeking preman dan dijamin keberlangsungan usahanya oleh oknum Satpol PP. Hal itu membuat sejumlah PKL masih menduduki wilayah yang tidak sesuai peruntukan.

Selain itu, Ombudsman juga merekam oknum Satpol PP yang melakukan pungutan liar (pungli) terhadap PKL. Rekaman itu menjadi bukti adanya praktik pungli.

Baca juga : Hasil Investigasi Ombusdman Bulan November, Tanah Abang Makin Semrawut

Ombusdman menemukan indikasi praktik maladministrasi yang dilakukan oknum Satpol PP DKI berupa pungutan liar, penyalahgunaan wewenang, hingga pembiaran yang dilakukan oknum Satpol PP DKI terhadap pedagang kaki lima di Jakarta, Jumat (24/11/2017).Kompas.com/David Oliver Purba Ombusdman menemukan indikasi praktik maladministrasi yang dilakukan oknum Satpol PP DKI berupa pungutan liar, penyalahgunaan wewenang, hingga pembiaran yang dilakukan oknum Satpol PP DKI terhadap pedagang kaki lima di Jakarta, Jumat (24/11/2017).
Komisioner Ombudsman Adrianus Meliala mengatakan, video tersebut dibuat untuk membuktikan pernyataan serta hasil pengawasan Ombudsman yang menyebutkan ada oknum Satpol PP terlibat pungli. Namun Ombudsman tidak memberitahu nama oknum Satpol PP serta lokasi persisnya kejadiannya itu.

Wakil Kepala Satpol PP DKI Jakarta Hidayatullah mengatakan sudah menyelidiki dugaan praktik pungli oleh oknum Satpol PP.

Baca juga : Difitnah Terus Kami Satpol PP Ini...

Sejumlah warga setempat mengaku telah memberi setoran ke Satpol PP, lurah, hingga camat. Menurut Hidayatullah, hal tersebut bohong. Ia mengatakan, fitnah semacam itu sering ditujukan kepada Satpol PP di Tanah Abang.

Menunggu solusi yang dijanjikan Sandiaga

Warga pun menunggu aksi nyata yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno untuk menertibkan kawasan Tanah Abang. Beberapa waktu lalu, Anies pernah akan mengumumkan solusinya untuk merapikan kembali kawasan tersebut.

Halaman:


Terkini Lainnya

Meski Jadi Korban Main Hakim Sendiri, Pengemudi Ford Ecosport yang Mabuk Tetap Ditilang

Meski Jadi Korban Main Hakim Sendiri, Pengemudi Ford Ecosport yang Mabuk Tetap Ditilang

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 18 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 18 Maret 2024

Megapolitan
Paling Banyak karena Tak Pakai Sabuk, 14.510 Pengendara Ditilang Selama Operasi Keselamatan Jaya 2024

Paling Banyak karena Tak Pakai Sabuk, 14.510 Pengendara Ditilang Selama Operasi Keselamatan Jaya 2024

Megapolitan
Tarif Tol Jakarta-Pemalang untuk Mudik 2024

Tarif Tol Jakarta-Pemalang untuk Mudik 2024

Megapolitan
Kasus Meterai Palsu Ratusan Juta Rupiah di Bekasi, Bagaimana Cara Membedakan Asli dan Palsu?

Kasus Meterai Palsu Ratusan Juta Rupiah di Bekasi, Bagaimana Cara Membedakan Asli dan Palsu?

Megapolitan
Penggerebekan Tempat Produksi Tembakau Sintetis di Rumah Kos Jagakarsa Berawal dari Pengguna yang Tertangkap

Penggerebekan Tempat Produksi Tembakau Sintetis di Rumah Kos Jagakarsa Berawal dari Pengguna yang Tertangkap

Megapolitan
Gerebek Kos-kosan di Jagakarsa, Polisi Sita 500 Gram Tembakau Sintetis

Gerebek Kos-kosan di Jagakarsa, Polisi Sita 500 Gram Tembakau Sintetis

Megapolitan
Mengenal Sosok Eks Danjen Kopassus Soenarko yang Demo di KPU, Pernah Dituduh Makar pada Masa Pilpres 2019

Mengenal Sosok Eks Danjen Kopassus Soenarko yang Demo di KPU, Pernah Dituduh Makar pada Masa Pilpres 2019

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jabodetabek 19 Maret 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jabodetabek 19 Maret 2024

Megapolitan
Polsek Pesanggrahan Gerebek Tempat Produksi Tembakau Sintetis di Sebuah Rumah Kos

Polsek Pesanggrahan Gerebek Tempat Produksi Tembakau Sintetis di Sebuah Rumah Kos

Megapolitan
Tarif Penyeberangan Pelabuhan Merak-Bakauheni 2024

Tarif Penyeberangan Pelabuhan Merak-Bakauheni 2024

Megapolitan
Ingat Kematian, Titik Balik Tamin Menemukan Jalan Kebaikan sampai Jadi Marbut Masjid

Ingat Kematian, Titik Balik Tamin Menemukan Jalan Kebaikan sampai Jadi Marbut Masjid

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 19 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 19 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Satpol PP Segel Tempat Prostitusi di Cilincing demi Menjaga Ketenteraman Ramadhan

Satpol PP Segel Tempat Prostitusi di Cilincing demi Menjaga Ketenteraman Ramadhan

Megapolitan
Pengedar Narkoba di Kampung Bahari Gunakan Granat Asap dan 'Drone' untuk Halangi Penggerebekan Polisi

Pengedar Narkoba di Kampung Bahari Gunakan Granat Asap dan "Drone" untuk Halangi Penggerebekan Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com