Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies-Sandi yang Diam-diam Amati Tanah Abang...

Kompas.com - 27/11/2017, 06:40 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - "Kok kamu tahu saya ke Tanah Abang?" ucap gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Sabtu (25/11/2017) kala ditanya terkait kunjungannya ke Pasar Tanah Abang pada Jumat (24/11/2017).

Saat itu, Anies menyebut kunjungannya tersebut dengan sebuah istilah intelijen, "klandestin" yang artinya sebuah operasi yang dilakukan dengan cara diam-diam.

Anies mengatakan, tak semua kunjungan harus dipublikasikan demi melihat kondisi sebenarnya dari objek yang tengah diamati.

Dari kunjungannya itu, Anies telah memahami kondisi seutuhnya terkait pasar di kawasan Jakarta Pusat yang selalu ramai diperbincangkan di berbagai media karena kesemrawutannya ini.

Baca juga : Anies: Sebenarnya Kami ke Tanah Abang Mau Klandestin...

Bahkan, melalui kunjungannya yang langsung ke lapangan, Anies berencana akan merevisi rancangannya terkait penataan Tanah Abang yang selama ini telah ia susun berdasarkan video simulasi dan laporan dari berbagai sumber yang ia dapatkan.

Kondisi trotoar di depan Stasiun Tanah Abang, Jumat (24/11/2017) sore pukul 16.00 WIB.Kompas.com/Setyo Adi Kondisi trotoar di depan Stasiun Tanah Abang, Jumat (24/11/2017) sore pukul 16.00 WIB.

Ia menargetkan, awal Desember 2017 penataan Tanah Abang akan dimulai. Meski demikian ia belum bersedia memberi bocoran terkait rencana besar penataan tanah abang tersebut.

Hal serupa dilakukan wakil gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno. Pada hari yang sama, sambil bersepeda Sandi menyambangi pasar Tanah Abang.

Saat itu ia mengaku menemukan fakta lain terkait kondisi Tanah Abang. Tak seperti yang diberitakan di berbagai media, Sandi menyebut Pasar Tanah Abang tak semrawut.

Sandi berjanji menghadirkan solusi yang "out of the box" untuk Tanah Abang.

Baca juga : Anies Sebut Penataan Tanah Abang Diperkirakan Mulai Desember 2017 

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno seusai bersepeda meninjau kawasan Tanah Abang, di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (24/11/2017).KOMPAS.com/NURSITA SARI Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno seusai bersepeda meninjau kawasan Tanah Abang, di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (24/11/2017).

Tanggapi Laporan Ombudsman

Di awal bulan November 2017, Ombudsman Republik Indonesia (ORI) merilis investigasinya terkait keterlibatan oknum preman yang bekerja dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang melakukan pungutan liar kepada para pedagang kaki lima (PKL). Salah satunya di Pasar Tanah Abang.

Namun, Ombudsman merasa Pemprov DKI Jakarta tak kunjung memberikan tanggapan terkait temuan ini. Ombudsman pun melanjutkan investigasinya dan kembali merilis hasilnya pada Jumat (24/11/2017).

Dalam rilis tersebut dipertunjukkan sebuah video yang menunjukkan oknum Satpol PP yang bekerjasama dengan oknum preman melakukan tindak pungli. Namun dalam video tersebut tak disebutkan waktu dan lokasi video diambil.

Baca juga : Menunggu Solusi Out of the Box yang Dijanjikan Sandiaga untuk Tanah Abang...

Menanggapi hal ini, Sandi mengaku telah mengetahui laporan ini. Ia pun diam-diam telah mengkonfirmasi kebenaran video tersebut.

PKL berdagang di trotoar di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (24/11/2017) soreKompas.com/Setyo Adi PKL berdagang di trotoar di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (24/11/2017) sore

Kata Sandiaga, Satpol PP sudah menemukan orang yang disebut-sebut sebagai anggota Satpol PP dalam video tersebut.

"Jadi saya dapat laporan dari Pak Yani (Kasatpol PP) untuk yang di Setiabudi, memang akhirnya ada kemiripan di video, tapi dia bukan anggota Satpol PP, hanya menyamar menjadi anggota Satpol PP," ujar Sandiaga di Monas, Minggu (26/11/2017).

Sandiaga mengatakan, kejadian tersebut berlangsung pada Agustus. Tidak ada anggota Satpol PP yang mengenal oknum yang ada di Setiabudi itu. Selain di Setiabudi, Sandi mengatakan oknum yang disebut ada di Tanah Abang belum ditemukan.

"Kami lagi memastikan untuk yang di Tanah Abang karena sampai hari ini belum ketemu oknumnya," kata Sandi.

Sampai hari ini, masyarakat Jakarta masih menanti penyelesaian kesemrawutan Tanah Abang yang dijanjikan gubernur Anies dan wakil gubernur Sandi.

Kompas TV Sandi mengaku, penjual kaki lima pun tidak terlihat banyak berjualan di trotoar.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDIP Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDIP Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com