Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal PKL, Sandi Tak Mau Hanya Ditertibkan, tetapi Juga Diberi Solusi

Kompas.com - 28/11/2017, 11:32 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno tidak bisa langsung menertibkan pedagang kaki lima yang berjualan di lokasi yang dilarang.

Alasannya, dia harus memperhatikan lapangan pekerjaan yang ada. Sandi menjelaskan, para PKL berjualan untuk menafkahi hidup mereka dan keluarganya.

"Cara kami berpikir adalah lapangan kerja. Lapangan kerja sekarang yang diserap itu usaha mikro, usaha kecil, dan banyak teman-teman PKL itu mencari nafkah karena ekonomi sekarang, kan, melambat," ujar Sandi di Balai Kota DKI, Selasa (28/11/2017).

Sandi menjelaskan hal itu saat dimintai tanggapan soal pernyataan Ombudsman bahwa Satpol PP tidak menegakkan peraturan daerah (perda), khususnya untuk menertibkan PKL.

Baca juga: Ombudsman Sebut Pemprov Tak Respons Hasil Monitoring Pungli Satpol PP

Menurut Sandi, Pemprov DKI harus memperhatikan nasib PKL sebelum melakukan penertiban. Penertiban dan penataan PKL, kata Sandi, merupakan pekerja rumah bagi Gubernur Anies Baswedan dan dirinya.

Baca juga: Sandiaga: Kami Terima Masukan Ombudsman dan Enggak Baperan

"Kami memastikan bahwa tidak hanya ditertibkan, tetapi dicari solusi. Jadi, di sinilah bagaimana bauran kebijakan itu harus dihadirkan," katanya.

Namun, Sandi belum mau menyebutkan apa solusi yang akan dilakukan Pemprov DKI kepada PKL yang menguasai trotoar.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (28/11/2017).KOMPAS.com/NURSITA SARI Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (28/11/2017).
Sandi tidak ingin berdebat dengan Ombudsman soal penertiban PKL di media. Dia menyebut, temuan Ombudsman soal adanya oknum Satpol PP yang melakukan pungli akan menjadi bahan evaluasi Pemprov DKI.

"Terima kasih Ombudsman. Saya tidak ingin berpolemik di media, ya, karena bagi kami partisipasi dari Ombudsman ini luar biasa sekali," ucap Sandi.

Baca juga: Ombudsman Temukan Oknum Satpol PP DKI Tarik Pungli ke PKL

Pada awal November 2017, Ombudsman merilis investigasinya terkait keterlibatan oknum preman yang bekerja dengan Satpol PP yang melakukan pungutan liar kepada para PKL, salah satunya di Pasar Tanah Abang.

Namun, Ombudsman merasa Pemprov DKI tak kunjung memberikan tanggapan terkait temuan ini. Ombudsman pun melanjutkan investigasinya dan kembali merilis hasilnya pada Jumat (24/11/2017).

Dalam rilis tersebut ditunjukan sebuah video yang menunjukkan oknum Satpol PP bekerja sama dengan oknum preman melakukan pungli. Namun, dalam video tersebut tak disebutkan waktu dan lokasi video diambil.

Baca juga: Ombudsman: Kami Lembaga Negara yang Bicara atas Nama Garuda, Masak Bohong, Sih

Kompas TV Ada tujuh wilayah yang direkam Ombudsman, salah satunya di Pasar Tanah Abang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN Tak Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024

Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN Tak Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Sempat Mengamuk Saat Dibawa Sudinsos

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Sempat Mengamuk Saat Dibawa Sudinsos

Megapolitan
Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Kan Belum Dilantik

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Kan Belum Dilantik

Megapolitan
Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Belum Ada yang Pesan

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Belum Ada yang Pesan

Megapolitan
Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai 'Cutter' juga Lukai Warga Rusun

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai "Cutter" juga Lukai Warga Rusun

Megapolitan
Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Megapolitan
Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Megapolitan
Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Megapolitan
Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Megapolitan
Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Megapolitan
Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Megapolitan
Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Megapolitan
Polisi Temukan 'Tisu Magic' dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Polisi Temukan "Tisu Magic" dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Video Pencurian Mesin 'Cup Sealer' di Depok Viral di Media Sosial

Video Pencurian Mesin "Cup Sealer" di Depok Viral di Media Sosial

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com