Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batik Marunda Dipesan Desainer hingga Tambah Penghasilan Penghuni Rusun

Kompas.com - 04/12/2017, 20:36 WIB
Setyo Adi Nugroho

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rosinah (31) dan adiknya Mira (25), warga Bidara, Jakarta Utara, sudah tiga bulan ini kerap mengunjungi rumah susun Marunda. Akibat ajakan temannya, ibu rumah tangga tersebut tertarik untuk belajar membatik, sebuah kegiatan yang tidak pernah ia pikirkan sebelumnya.

"Tahu dari teman, di sini ada kegiatan membatik. Belajar dari tidak bisa, sekarang sudah tahu bagaimana mencanting dan mewarnai batik," ucap Rosinah saat ditemui Senin, (4/12/2017).

Rosinah bersyukur, kegiatan ini tidak membedakan apakah ia penghuni rusun atau bukan. Ia bersama beberapa ibu rumah tangga lainnya, kebanyakan dari cluster A rusun Marunda, mulai memproduksi batik yang disebut dengan batik Marunda.

Para ibu ini kebanyakan datang dengan keingintahuan mengenai membatik untuk menghabiskan waktu luang. Banyak juga yang jatuh hati membatik hingga membawa pekerjaan tersebut saat di rumah.

"Kadang kalau sudah membatik bawaannya pengen diselesaikan. Urus anak dan lapar malah kadang tidak dipikirkan," ucap Yuri, penghuni blok A11 sembari tertawa.

Baca juga : Melihat Batik Karya Ibu Rumah Tangga Rusun Marunda

Warga rusun Marunda mengisi waktu luang dengan membatik, Senin (4/12/2017). Kegiatan membatik ini menjadi tempat mereka berkarya dan berharap dapat menambah pemasukan bagi keluarga.Kompas.com/Setyo Adi Warga rusun Marunda mengisi waktu luang dengan membatik, Senin (4/12/2017). Kegiatan membatik ini menjadi tempat mereka berkarya dan berharap dapat menambah pemasukan bagi keluarga.

Kegiatan yang diawasai oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah DKI Jakarta bersama Yayasan Meek Nusantara ini awalnya di didirikan untuk membantu ibu-ibu penghuni rusun untuk berkarya. Lebih jauh lagi dapat memberikan tambahan penghasilan dari usaha membatik mereka.

"Salah satu alasannya ikut juga untuk dapat tambahan buat keluarga. Saya dengar dari kelompok cluster B (yang sudah lebih dulu membatik), hasilnya lumayan," ucap Djumsani (35) warga blok A10.

Batik Marunda hasil karya ibu rumah tangga rusun Marunda ini memang dijual untuk kalangan atas. Dengan batik tulis, satu kain batik Marunda dijual mulai Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta.

Baca juga : Belajar Membatik di Rusun Marunda

Warga rusun Marunda mengisi waktu luang dengan membatik, Senin (4/12/2017). Kegiatan membatik ini menjadi tempat mereka berkarya dan berharap dapat menambah pemasukan bagi keluarga.Kompas.com/Setyo Adi Warga rusun Marunda mengisi waktu luang dengan membatik, Senin (4/12/2017). Kegiatan membatik ini menjadi tempat mereka berkarya dan berharap dapat menambah pemasukan bagi keluarga.

Tidak sedikit desainer menengok karya batik Marunda ini untuk menjadi bahan busana mereka. Salah satunya merek yang menggunakan karya batik Marunda adalah Sejauh Mata Memandang.

"Para ibu-ibu tersebut juga tidak menunggu kain laku baru dapat hasil. Kita berikan saat mereka menyerahkan kain batik garapan mereka. Kita sudah ada ketentuannya kasar halus. Begitu selesai setor sama kita, ini masuk kategori apa, langsung dapat bayarannya," ucap Rofi'i, PIC kegiatan batik di Marunda.

Warga cluster A baru belajar membatik selama tiga bulan mengingat ruangan membatik baru saja dipindahkan ketempat mereka setelah sebelumnya di cluster B.

Mereka berharap setelah melewati program pelajaran ini mereka dapat berkarya dengan menyelesaikan beberapa pesanan yang sudah masuk ke kelompok mereka.

Kompas TV Pameran menjadi bentuk apresiasi terhadap upaya generasi muda dalam melestarikan kebudayaan batik, khususnya yang menonjolkan ciri khas ibu kota Jawa Timur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com